Jakarta, CNN Indonesia -- Saat memutuskan terjun ke dunia kerja, tentu pelamar perlu memiliki beberapa bekal agar dapat diterima sesuai kriteria yang diinginkan perusahaan. Namun, sedikitnya pengalaman serta keahlian yang tepat terkadang menjadi hambatan, tak hanya untuk pelamar, tapi juga perusahaan dalam hal pengembangannya.
Delapan dari sepuluh perusahaan di Indonesia menghadapi tantangan untuk merekrut lulusan universitas dengan keahlian yang tepat dan siap menghadapi dunia kerja. Hal tersebut berdasarkan studi yang dilakukan Willis Towers Watson sejak tahun 2014 mengenai
talent management and rewards.Consultant Director Willis Towers Watson Indonesia Lilis Halim menyatakan, hasil studi tersebut juga menunjukkan adanya ketimpangan antara pertumbuhan permintaan dan ketersediaan tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan lulusan perguruan tinggi di Indonesia menempati urutan ke-tiga tertinggi di dunia setelah India dan Brasil dengan pertumbuhan lebih dari empat persen dan rata-rata perubahan surplus talent per tahun sebesar satu setengah persen.
"Nyatanya banyak perusahaan masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja dengan kualifikasi yang tepat terutama di rentang umur 34 ke bawah, yaitu generasi milenial," ungkap Lilis pada konferensi pers program
A Taste of L'Oréal Mencetak Pemimpin Masa Depan, pada Rabu (20/4) di DBS Tower, Jakarta.
Pakar Pendidikan Indonesia Prof. Dr. Arief Rachman menyebut, generasi milenial kebanyakan mengagumi mobilitas internasional dan pada saat yang bersamaan juga tertarik akan kewirausahaan.
"Mereka cenderung lebih sukses jika berada di lingkungan yang dapat membuat mereka merasa bagian pentingnya. Di lain sisi, karena sangat terekspos pada informasi yang begitu luas dan instan, mereka cenderung sedikit lemah dalam hal proses dan sistem," ujar Arief.
Untuk itu menurutnya, pemerintah, akademisi dan sektor swasta memiliki peran penting, agar dapat terus meningkatkan generasi lulusan universitas yang siap kerja.
"Sektor swasta memberi banyak kesempatan bagi para lulusan baru untuk berkembang dengan memberikan pelatihan formal dan non-formal, multinasional, dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kebebasan berekspresi, dan bagi perusahaan kesempatan mobilitas internasional," tambahnya.
Sedangkan, Presiden Direktur PT L'Oréal Indonesia, Vismay Sharma pun turut berpendapat bahwa para pemimpin masa depan adalah para generasi muda lulusan perguruan tinggi yang sangat kreatif, inovatif serta cerdas berteknologi maupun berkomunikasi secara digital.
"Mereka dibesarkan dalam sebuah era di mana informasi tersedia begitu luasnya dan didapat secara instan. Meskipun demikian, sebagai perusahaan, kami merasa ada beberapa kemampuan tertentu yang masih perlu dikembangkan lagi agar semakin siap menghadapi dunia kerja, seperti daya pikir kritis serta daya adaptabilitas, " ujar Vismay Sharma.
Menurutnya, di luar kreativitas dan kemampuan berinovasi, kemampuan beradaptasi dengan cepat adalah faktor sukses yang tak kalah penting untuk bersaing di dunia kerja dan menjadi pemimpin masa depan.
(sil/sil)