Jakarta, CNN Indonesia --
Memanaskan makanan yang dibawa pulang (takeaway/take-out) sepertinya memang ide bagus agar dapat menyantapnya dalam keadaan mengepul. Padahal ada harga mahal yang harus dibayar. Seperti dilansir The Independent, sekitar satu juta orang di Inggris menderita keracunan tiap tahun. Padahal ada langkah-langkah sederhana memanaskan makanan secara aman. Michael Mosley dari program televisi Trust Me I’m a Doctor menggunakan kamera termal untuk menganalisis apakah makanan yang dibawa pulang itu aman atau tidak:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mosley menjelaskan, caranya dengan memanaskan makanan hingga 82 derajat Celsius untuk memastikan bakteri yang berbahaya sudah mati. Teorinya memang lebih mudah ketimbang praktiknya. Makanan itu walau dari luar tampak mengepul, ternyata di dalamnya tetap dingin sehingga bakteri tetap hidup. Karena alasan inilah pentingnya mengaduk makanan sehingga seluruh bagian dipanaskan secara merata. Makanan yang dibawa pulang merupakan tempat tinggal bakteri jahat bernama Bacillus cereus. Setiap kali makanan dingin, kita memberikan kesempatan bakteri berbahaya itu untuk berlipat ganda, sehingga makin sulit dimatikan semua walau makanan dimasukkan ke oven atau microwave.
Kondisi ini terutama berlaku bagi satu makanan yang jadi favorit untuk dibungkus, yakni nasi, yang jadi tempat hidup bakteri
Bacillus cereus. Ketika tertinggal di makanan, bakteri menghasilkan racun yang memicu diare dan muntah-muntah. Sayangnya, racun ini “stabil panas” yang berarti meski nasinya dipanaskan hingga titik mematikan seluruh bakteri, racunnya tetap ada, dan efeknya dapat dirasakan segera. Jika Anda ingin menyimpan makanan yang tak habis, segera dinginkan nasi, sebelum bakteri mulai mengeluarkan racunnya, dan masukkan ke dalam kulkas satu jam dari jarak waktu dimasak. Jika tidak, maka “Anda bermain Russian roulette dengan perut Anda,” kata Mosley.
(sil)