Jakarta, CNN Indonesia -- Ikan paus punya hari spesial, begitu juga dengan pangolin, hewan serupa armadilo dan kera simian. Maka, wajar saja jika penguin pun punya hari istimewa yang setiap tahunnya dirayakan pada tanggal 25 April.
Hari istimewa bagi para penguin atau World Penguin Day, ditetapkan empat tahun lalu oleh para ilmuwan di Pusat Riset Amerika Serikat di Antartika. Setiap tanggal 25 April penguin Adelie selalu kembali ke Antartika untuk bertelur. Itulah yang menjadi latar ditetapkannya World Penguin Day, yang kini jadi penanda khusus konservasi binatang imut tersebut.
Bahkan di Antartika yang terpencil dan jarang dihuni manusia, penguin menghadapi tantangan yang mengarah pada kepunahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Antartika yang bersuhu rata-rata minus 2 hingga 6 derajat, terdapat 17 spesies penguin. Mereka mencari makanan berupa krustasea yang banyak berkembang biak saat arus hangat laut sub-Antartika bertemu air laut yang membeku.
Belasan jenis penguin itu saling berbagi daratan untuk tempat hidup, begitu juga dengan daerah jelajah untuk berburu ikan dan krustasea krill, camilan favorit para penguin.
Salah satu jenis penguin yang mudah ditemui di Antartika adalah Chinstrap, yang berukuran lebih kecil dibanding Gentoo. Kedua jenis penguin ini hidup berdampingan.
Ancaman bagi penguin datang dari singa laut dan paus orca. Kedua mamalia laut tersebut menjadikan penguin sebagai penganan favorit.
Tapi, bahaya terbesar bagi penguin adalah manusia. Industri yang diciptakan manusia mendorong pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim. Imbasnya es di kutub selatan lebih cepat mencair.
Hal itu, tentu saja berpengaruh besar terhadap populasi penguin. Melansir laman
Independent, para peneliti menyebut jumlah populasi penguin Chinstrap turun hingga 39 persen sejak tahun 1986.
Sementara bongkahan es yang mencair di Antartika Timur membuat perjuangan penguin Adelie mencari makan semakin berat. Akibat es yang mencair itu, penguin Adelie harus melakukan perjalanan memutar sejauh 60 kilometer.
Di luar itu, aktivitas manusia lainnya, seperti industri perikanan dan polusi, sangat memengaruhi kehidupan penguin.
“Kegiatan manusia yang mendorong percepatan perubahan iklim seperti industri dan peternakan serta perikanan yang mengurangi ketersediaan makanan, bisa membuat penguin menuju kepunahan,” ungkap ahli penguin Dr Tom Hart dari Oxford University.
“Faktanya, perubahan iklim mengganggu populasi krill yang juga semakin terancam karena penangkapan ikan berlebih, akan ikut mengancam keberadaan penguin.”
(les)