Langkah Legal Abadikan Nama di Puncak Everest

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mei 2016 14:35 WIB
Kebiasaan meninggalkan jejak nama di berbagai lokasi wisata termasuk di Everest sangatlah mengganggu. Pemerintah setempat pun mengambil tindakan.
Everest (TimHesterPhotography/thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bisa melewati berbagai tantangan dan rintangan untuk mencapai puncak gunung Everest memang jadi pencapaian tersendiri. Prestasi ini tentunya tak bisa diabaikan begitu saja. Wajib diabadikan.

Sah saja kalau Anda ingin mengabadikan prestasi dan pengalaman ini. Grafiti atau corat-coret untuk mengabadikan nama sendiri di lokasi tersebut kerap dilakukan para pendaki. Memang tak semuanya bersikap demikian, tapi ada saja yang melakukannya.

Kebiasaan untuk meninggalkan jejak grafiti seolah membuat kita kembali ke zaman dulu. Dan parahnya kebiasaan ini tampaknya tak bisa segera hilang. Kondisi ini tentu saja akan mengancam kelangsungan serta kelestarian alam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengakhiri kebiasaan tersebut, pihak berwenang datang dengan berbagai solusi kreatif. Pihak berwenang China dan Tibet memutuskan untuk memasang tablet di sekitar base camp wisatawan di gunung Everest.

Tablet ini digunakan agar wisatawan bisa mencatat nama mereka di dalamnya dan meninggalkan jejak mereka. Hal ini diharapkan akan menghalangi wisatawan agar tak mencorat-coret kawasan atau monumen atau lokasilain di tempat tersebut.

Mengutip Lonely Planet, jika hal ini ternyata masih gagal mengurangi angka corat-coret, maka pemerintah juga tak akan tinggal diam. Mereka akan menciptakan daftar hitam turis berperilaku buruk dan menyebarkannya ke media. Tujuannya untuk menciptakan rasa malu.

Semua ini bisa dilakukan karena sebelum masuk ke lokasi pendakian, semua wisatawan harus mendaftar terlebih dulu. Langkah ini akan mempermudah dentifikasi pelaku.

Pendakian Everest dari sisi Tibet lebih populer dan rentan mengalami corat-coret dibanding sisi Nepal karena pemandangan dan akses yang lebih mudah. Dan di bulan Mei ini, jalur pendakian akan mulai ramai. Mei adalah bulan terpanas dan paling menyenangkan untuk pergi trekking. Bulan ini juga adalah bulan terakhir yang bisa dinikmati sebelum akhirnya memasuki musim hujan. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER