Jakarta, CNN Indonesia -- Memiliki usia yang panjang dan dapat menikmati hidup sampai tua mungkin didamba banyak orang. Namun, semakin panjangnya usia ternyata meningkatkan risiko penyakit seperti hipertensi muncul, terutama untuk perempuan.
"Salah satu faktor yang meningkatkan kasus hipertensi pada wanita adalah harapan hidup. Dan harapan hidup wanita lebih panjang dibanding laki-laki," kata Ariesta Ann Soenarta, pakar hipertensi Rumah Sakit Jantung Harapan Kita saat memberikan penjelasan pada perayaan 'World Hypertension Day 2016' di Kantor Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Bendungan Hilir, Jakarta Selatan, Rabu (18/5).
“Dari tahun 2000 hingga 2015, hipertensi meningkat pada laki-laki sebesar sembilan persen dan wanita 13 persen,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ucapan Ariesta bukan sembarang ramalan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2007 mencatat bahwa prevalensi hipertensi pada wanita dan laki-laki hanya berbanding 31,3 persen dan 31,9 persen.
Masih dalam data yang sama, kejadian obesitas sebagai salah satu pemicu hipertensi pada wanita sebesar 29 persen sedangkan laki-laki 7,7 persen. Penyakit kolesterol pada wanita sebesar 39,6 persen dibanding laki-laki 30 persen.
Lebih jauh, Ariesta menyebutkan bahwa komplikasi penyakit kardiovaskular di Indonesia lebih tinggi diderita oleh wanita sebesar 52 persen dibanding laki-laki sebesar 48 persen.
Tingginya angka hipertensi pada wanita terjadi secara tajam ketika memasuki usia menopause. Kondisi perubahan hormon yang terjadi pada wanita saat masuk menopause diduga menjadi kunci memicu hipertensi melonjak.
Perubahan hormonal yang terjadi pada menopause meningkatkan kadar senyawa biologis dalam tubuh lainnya yang kemudian dapat meningkatkan sensitivitas garam, resistensi insulin, aktivitas simpatetik, dan berat badan. Peningkatan tersebut kemudian dapat memicu hipertensi.
Takdir wanita untuk hamil dan mengandung juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hipertensi muncul. Perubahan fisiologi selama kehamilan menjadi penyebab tensi darah mudah naik. Bila sang ibu sebelumnya sudah memiliki faktor risiko hipertensi, peluang terjadi penyakit tersebut lebih tinggi saat hamil.
"Penting bagi perempuan bukan hanya sekedar menurunkan tensi, tetapi juga harus mencapai tekanan darah tertentu guna menurunkan angka kematian atau mortalitasm,” kata Ariesta.
(les)