Jakarta, CNN Indonesia -- Teh hijau dikenal sebagai minuman herbal alami yang memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Salah satu yang paling populer, teh hijau kerap dikonsumsi untuk membantu menurunkan berat badan. Dalam kandungannya, terdapat antioksidan polifenol yang tidak hanya baik untuk melindungi tubuh dari radikal bebas, tetapi juga dapat mempengaruhi penyerapan lemak tubuh.
Kini, para ilmuwan pun telah menemukan manfaat lain dari teh hijau. Diketahui, teh hijau juga punya kandungan senyawa yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif para penderita
down syndrome.
Senyawa yang dimaksud adalah
epigallocatechin gallate. Kendati ditemukan banyak dalam teh hijau, senyawa tersebut juga dapat ditemukan dalam teh putih dan hitam. Saat dikombinasikan dengan stimulasi koginitif, senyawa ini dapat meningkatkan memori visual dan membantu perilaku yang lebih adaptif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin uji klinis ini, Dr Rafael de la Torre bersama Dr Mara Dierrssen mengatakan, hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita
down syndrome yang menerima pengobatan dengan senyawa teh hijau, bersamaan dengan protokol stimulasi koginitif, memiliki hasil yang lebih baik dalam kapasitas kognitif mereka.
Tim peneliti ini turut melakukan tes
neuro-imaging pada 84 peserta dengan rentang usia antara 16 dan 34 tahun, untuk menentukan apakah peningkatan itu disebabkan oleh perubahan fisik atau neurofisiologis di otak.
"Itu mengejutkan untuk melihat bagaimana perubahan tidak hanya kognitif, pada kapasitas penalaran, belajar, memori, dan perhatian, tapi juga dianjurkan bahwa konektivitas fungsional dari neuron di otak juga dimotifikasi, " kata Dr de la Torre, dilansir dari
Independent.Para ilmuwan dari penelitian ini hendak melanjutkan studi mereka yang diterbitkan dalam
The Lancet Neurology, dimulai dengan uji klinis pada anak-anak dnegan kelainan genetik.
"Hasil kami telah positif pada populasi orang dewasa meski sedikit, dimana kekenyalan otaknya sudah terbatas, karena kondisi otak orang dewasa sudah benar-benar berkembang. Kami percaya bahwa jika pengobatan diterapkan pada anak-anak, hasilnya mungkin lebih baik," kata mereka.
Melansir laman
Halo Sehat, ada sekitar 300 ribu kasus
down syndrome di Indonesia. Bahkan jumlah ini akan terus meningkat sampai beberapa tahun kedepan.
Hal ini disebabkan oleh adanya ekstra kromosom, dan dalam kebanyakan kasus itu tidak diwariskan. Mereka dengan kondisi ketidakmampuan belajar dan rara-rata memiliki harapan hidup antara usia 50-60 tahun.
"Ini adalah pertama kalinya bahwa pengobatan telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam peningkatan kinerja kognitif pada orang dengan sindrom ini," ungkap Dr Dierssen.
"Ini harus dibuat jelas bahwa penemuan kami bukanlah obat untuk
down syndrome, dan hasil kami harus dibuktikan dalam populasi yang lebih besar. Tapi, hasil ini mungkin bisa jadi terapi untuk meningkatkan kualitas kehidupan penderita
down syndrome,” tambahnya.
(les)