Jakarta, CNN Indonesia -- Aplikasi pesan, media sosial, fotografi ataupun permainan biasanya menjadi aplikasi yang paling banyak mendominasi isi telepon pintar seseorang. Selain itu, aplikasi untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari seperti email juga menjadi aplikasi yang wajib ada.
Tak hanya menawarkan kemudahan untuk kegiatan rutin, saat ini banyak juga perusahaan yang mengeluarkan aplikasi kesehatan untuk pengguna telepon pintar.
Salah satunya inovasinya adalah seperti yang dibuat oleh Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris yang sedang meramu pembuatan aplikasi untuk memantau kondisi jantung seseorang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Telegraph, dalam sebuah uji coba secara medis, aplikasi yang tengah dikembangkan di Inggris terbukti secara akurat memprediksi kondisi gagal jantung seseorang, sepekan sebelum mereka dibawa ke rumah sakit.
Aplikasi tersebut menggunakan pengukur aliran detak jantung yang dipasangkan ke
smartphone gawai kemudian jaringan internet nirkabel terhubung dengan gelang di tangan. Gelang tersebut dapat mengukur tekanan darah hingga 200 ribu kali dalam sehari.
Direktur Inovasi dan Klinik NHS, Tony Young, menyatakan temuan aplikasi yang diberi nama Cardio adalah temuan yang pintar dalam upaya penanggulangan dan penanganan dini penyakit jantung.
"Ini adalah aplikasi yang bekerja di layar gawai dan ketika orang tengah berbicara melalui aplikasi tersebut, alat ini menganalisis perubahan dalam suara," katanya.
"Uji klinis pertama dilakukan pada pasien dengan gagal jantung kongestf dan apa yang mereka tunjukkan adalah ada perubahan dalam nada suara yang kemudian mampu memprediksi untuk masuk ke rumah sakit, suka atau tidak, satu pekan sebelum kejadian terjadi," lanjutnya.
Gagal jantung kongestif adalah kondisi pelemahan jantung yang kemudian memicu peningkatan cairan di paru-paru dan seluruh tubuh. Beberapa tanda-tandanya adalah nafas pendek, lemah, kelelahan, keringat pada tengkuk, sendi, dan kaki.
Pengujian lainnya dilakukan oleh relawan yang tengah menghubungi sang bunda melalui aplikasi tersebut dan menanyakan kabarnya.
Meski sang ibu mengatakan keadaanya baik, namun aplikasi pada si penelepon tersebut menunjukkan bahwa lawan bicaranya memerlukan 20 miligram obat jantung.
Young mengatakan sistem ini memungkinkan pasien baik secara individu ataupun keluarga memantau dirinya sendiri atau anggota keluarga yang lain. Selain itu kemampuan memantau anggota lain dari jarak jauh, kian berguna terlebih jika dimanfaatkan kepada para lansia.
"Apa yang terjadi saat ini sudah mulai mengkhawatirkan dengan semakin banyaknya populasi lansia berpenyakit kronik, dan saya rasa lima hingga sepuluh tahun kemudian dokter tidak lagi sebagai penjaga fasilitas kesehatan seperti selama ini terjad," kata Young.
(meg)