Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa dahaga ketika berpuasa banyak menjadi godaan terbesar. Namun sebenarnya asupan air dapat diatur agar tidak mengganggu kegiatan berpuasa dan bekerja di siang hari.
Menurut dokter spesialis okupasi, Maya Setyawati, pemenuhan kebutuhan cairan tubuh ketika berpuasa dan tidak berpuasa sebenarnya sama saja. Namun, saat berpuasa, ada
pengaturan khusus mengingat aturan puasa melarang minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Maya mengatakan bahwa konsumsi satu gelas air saat berbuka, satu gelas sebelum makan malam, dan 1-2 gelas saat atau sesudah makan malam dapat membantu mengatur asupan cairan selama berpuasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dibutuhkan air minum saat sebelum tidur dan tentu saat sahur. "Jumlah totalnya tidak berkurang. Mungkin hanya waktunya saja. Dan sesuaikan juga dengan kebutuhan dan aktivitas," kata Maya.
Meski disarankan mengonsumsi air minum sekitar dua liter atau delapan gelas per hari agar tak dehidrasi, namun nyatanya kebutuhan setiap individu berbeda. Menurut praktisi Gizi Klinik dan Olahraga Rita Ramayulis, kebutuhan asupan dapat berbeda tergantung bobot tubuh individu.
Rita menyarankan untuk mengonsumsi minimal 40 cc atau 40 mililiter per kilogram bobot tubuh. Dengan
penghitungan ini, maka kebutuhan asupan cairan dapat disesuaikan masing-masing individu.
"Saat berbuka, makan malam dan sahur seluruh gizi haruslah terpenuhi tanpa memberatkan kerja organ tubuh terutama organ pencernaan dan organ detoksifikasi," kata Rita.
Selain dari minuman, mengonsumsi cairan untuk tubuh sebenarnya dapat datang dari mana pun. Asupan cairan selain dengan mengonsumsi air, menurut Rita, dapat datang dari sayuran berkuah dan buah dengan kandungan cairan banyak seperti semangka, melon, dan nanas.
Senada dengan Rita, menurut hasil penelitian yang dikutip Natural Hydration Council menjelaskan bahwa kondisi cairan tubuh seimbang bila jumlah asupan sama dengan jumlah yang dikeluarkan.
Menurut hasil dari penelitian European Journal of Clinical Nutrition tersebut menyebut bahwa bila jumlah asupan air 2,5 liter, maka sebanyak 1,5 liter atau 60 persen berasal dari minuman, 0,7 liter atau 28 persen dari makanan, dan 0,3 liter atau 12 persen dari proses metabolisme.
Sedangkan pengeluaran air secara keseluruhan juga berjumlah 2,5 liter dengan terbanyak melalui urin sejumlah 1,5 liter. Sisanya berupa keringat, nafas, dan feses.
Walaupun harus 'mengejar' asupan air hingga 60 persen setelah tak minum selama seharian karena puasa. Namun ada aturan khusus saat berbuka. Ari Fahrial Syam, dokter dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI mengatakan bahwa
minum air dingin saat berbuka tidak dianjurkan.
Suhu tubuh normal yang berada pada kisaran 37 derajat Celsius akan melakukan penyesuaian saat menerima air dingin saat berbuka. Ini menyebabkan tubuh lebih lama mendapatkan energi, terutama setelah seharian berpuasa. Bila ingin mendapatkan energi secara cepat, ada baiknya membantu tubuh dalam beradaptasi dengan mengonsumsi minuman bersuhu hangat kuku.
(les)