Kebiasaan Kalap Makan Dapat Disembuhkan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 04 Jul 2016 20:25 WIB
Meski persentase orang yang terkena sindrom makan dengan kalap terbilang kecil, namun risiko yang ditimbulkan dari kebiasaan tersebut sangatlah besar.
Ilustrasi. (Thinkstock/Wildpixel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi menemukan kebiasaan melahap makanan dengan emosi atau kalap dapat dipulihkan dengan terapi.

Menurut ulasan yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine menggambarkan orang dengan kebiasaan makan berlebih berisiko gangguan jiwa, sakit kronis, obesitas dan diabetes.

Kimberly Brownley dan rekannya dari the University of North Carolina di Chapel Hill menyatakan bahwa setidaknya tiga persen populasi Amerika Serikat terkena sindrom ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mengkaji sembilan studi perawatan psikologis dan 25 studi obat untuk pasien gangguan makan berlebihan ini, Brownley menyarankan beberapa terapi yang dapat digunakan.

Terapi yang direkomendasikan peneliti adalah terapi perilaku kognitif, penggunaan obat antidepresan generasi kedua dan amphetamine seperti lisdexamfetamine.

Menurut peneliti, penggunaan obat dapat mengurangi obsesi penderita untuk makan berlebih. Sedangkan penerapan terapi perilaku kognitif dinilai peneliti dapat mendidik penderita gangguan makan berlebih dan mengubah perilaku mereka.

Obat antidepresan generasi kedua yang diyakini peneliti dapat membantu adalah citalopram, escitalopram, fluoxetine, paroxetine, dan sertraline. Namun studi ini tidak menunjukkan satu jenis obat lebih unggul dibanding lainnya.

"Kami tidak bisa mengatakan satu perawatan lebih penting dibandingkan yang lainnya," kata Brownley, seperti dilansir Reuters.

Brownley menilai bahwa dengan jenis-jenis perawatan ini, para penderita gangguan makan berlebih tidak harus menjalani kelainan tersebut sendirian. Selain itu, berbagai terapi tersebut tersedia di berbagai fasilitas kesehatan.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER