Survei MahaI, Indonesia Tak Ada Data Pasti Penderita Katarak

Christina Andhika Setyanti & M. Andika Putra | CNN Indonesia
Minggu, 24 Jul 2016 10:00 WIB
Jumlah penderita katarak di Indonesia sampai saat ini tak bisa diketahui dengan pasti. Hal ini sebabkan karena tak adanya survei baru soal penderita katarak.
ilustrasi operasi mata (Boris Kaulin/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Katarak merupakan salah satu penyakit mata yang paling sering menyebabkan kebutaan. Data Departemen kesehatan Republik Indonesia menunjukkan 50 persen kebutaan warga Indonesia disebabkan oleh katarak. Setiap tahunnya jumlah penderita katarak bertambah 0,1 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Kurang lebih setiap tahun terdapat 70.000 penderita katarak baru.

Berdasar data enam tahun lalu saat pertemuan WHO soal katarak di Sydney, Australia, Indonesia menempati posisi kedua penderita katarak terbanyak di dunia. Sekretaris Jenderal Komite Mata Nasional & Satuan Penanggulangan Buta Katarak Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), Dr. Yeny Dwi Lestari, mengungkapkan kini bisa jadi Indonesia ada di peringkat satu. Pasalnya data yang digunakan saat itu merupakan hasil penelitian tahun 1996.

"Di Indonesia tidak ada survei berkala mengenai katarak, bayangkan saja survei itu sudah 20 tahun lalu. Jadi saat ini kita tidak tahu jumlah pasti tahun berapa angka penderita katarak di Indonesia," kata Yeny, saat peresmian 910 operasi katarak gratis oleh Gerakan Matahati, Sabtu (23/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yeny menjelaskan tak terbaharuinya survei katarak di Indonesia dikarenakan penelitian yang cukup sulit. Penelitian itu juga membutuhkan dana yang lebih banyak dari pada survei penyakit-penyakit lain.

Sejak tahun 2014, Komite Mata Nasional sudah bekerja sama dengan Perdami untuk mengadakan penelitian penyakit katarak. Mereka hanya berhasil melakukan penelitian di empat sampai enam provinsi Indonesia. Namun hasil pasti dari penelitian itu pun belum bisa diketahui.

Setahun kemudian Komite Mata Nasional melanjutkan penelitian itu. Ia mendapat sedikit bantuan dana dari Kementerian Kesehatan sehingga bisa melakukan penelitian sampai ke delapan provinsi di Indonesia.

Sampai saat ini belum ada data yang menghimpun jumlah pasti penderita katarak di Indonesia. Penelitian yang sudah dilakukan selama dua tahun itu tak kunjung selesai. Namun Komite Mata Nasional berhasil mendapatkan beberapa hasil.

"Berdasarkan survei, kebutaan karena katarak lebih banyak diderita oleh wanita dengan angka 60 persen. Hal ini disebabkan karena populasi wanita di Indonesia lebih banyak dari pada pria," kata Yeny.

Yeny mengatakan bahwa penelitian penyakit katarak ini sangat penting untuk diperhatikan. Jika tidak, jumlah penderita katarak di Indonesia berpotensi meningkat. Pasalnya banyak orang Indonesia yang menyepelekan katarak.

"Penyakit katarak itu penyakit yang terjadi karena usia yang menua. Jika tidak cepat ditangani setiap tahun jumlahnya akan berlipat ganda. Apa lagi dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang terbilang cepat," kata Yeny.

Hal itu juga di setujui oleh Ketua Service Katarak dan Bedah Refraktif Jakarta Eye Center, Dr Setiyo Budi Riyanto. Orang yang menyentuh umur 50 tahun sangat berpotensi menderita katarak.

"Semua orang akan menderita katarak. (jika ada hasil penelitian pasti) Operasi gratis katarak bisa ke semua daerah sehingga menurunkan angka kebutaan Indonesia yang tinggi," kata Budi. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER