Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang berlangsung pada 9 Maret mendatang, penjualan kacamata gerhana matahari semakin gencar. Sebab, menyaksikan GMT tanpa kacamata khusus bisa membahayakan retina mata.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, beberapa toko online juga ikut menjual kacamata khusus gerhana. Harga yang ditawarkan pun tak terlalu tinggi. Berkisar antara Rp20-40 ribu. Bahkan di salah satu toko online persedian kacamata khusus gerhana sudah habis.
Peneliti Astronomi ITB Moedji Raharto mengatakan penggunaan kacamata khusus untuk melihat GMT sangat penting. Sebab kacamata biasa belum tentu mampu meredam sinar matahari yang sangat terang ketika proses gerhana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya baiknya menggunakan kacamata dari bahan black polymer. Kalau menggunakan kacamata itu untuk melihat ke arah matahari warnanya akan menjadi kemerahan. Intensitas cahayanya tereduksi," kata Moedji kepada
CNNIndonesia.com, saat dihubungi melalui telepon, baru-baru ini.
Mantan Kepala Observatorium Bosscha itu juga menjelaskan kalau kacamata yang digunakan untuk melihat gerhana matahari total harus mampu mereduksi cahaya matahari sebanyak 1:1.000.000. Jika disamakan, kurnag lebih cahaya yang aman dilihat oleh mata telanjang setara dengan cahaya bulan purnama.
"Selama proses optik atau proses lainnya bisa mereduksi sampai seterang bulan purnama itu bisa digunakan," ujarnya.
Namun, Moedji mengingatkan, meskipun sudah menggunakan kacamata khusus untuk menyaksikan gerhana, tidak dianjurkan untuk melihat terlalu lama. Hal tersebut guna menghindari jika pembuatan kacamata tidak terlalu sempurna, sehingga ada bagian yang bocor dan tetap membahayakan mata.
Moedji juga menganjurkan agar tidak sembarangan membuat kacamata gerhana sendiri. Sebab, bahan-bahan yang digunakan harus melalui proses pengendalian kualitas dengan standar tertentu.
Di Indonesia GMT bisa disaksikan dari beberapa Provinsi antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
GMT 2016 memiliki keistimewaan tersendiri bagi Indonesia karena di tahun tersebut jalur totalitas gerhana matahari akan melewati Indonesia, dan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat mengamati fenomena GMT dari daratan.
(les/les)