Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang akhir bulan lalu, jagat media sosial dihebohkan dengan beredarnya pelarangan burkini di pantai sejumlah kota di Perancis.
Kehebohan ini terjadi lantaran sejumlah aparat polisi di Negeri Napoleon itu terlihat mengelilingi wanita yang memakai burkini. Banyak netizen menafsirkan Perancis tak ramah bagi wanita muslim yang ingin tetap menutup aurat menjalani keyakinan mereka dalam aktivitas sehari-hari.
Kontroversi yang terus berjalan antara pro dan kontra pelarangan burkini di Perancis dianggap wajar oleh salah satu label busana muslim di Indonesia, Zoya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat kontroversi ini wajar, sama seperti kerudung mulai marak di Indonesia awal dekade 1990. Ini terkait dengan perubahan dan orang di Perancis masih banyak melihat burkini sebagai pakaian yang aneh," kata Chandra Shafco, general manager Zoya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Jumat (2/9).
Shafco mengatakan di era saat ini semakin banyak wanita muslim yang berusaha mencari solusi menjalankan keyakinan mereka dalam kegiatan sehari-hari.
Burkini, yang mengambil kata dari 'burqa' dan 'bikini', dianggap sebagai salah satu solusi bagi muslimah untuk dapat menikmati liburan di tepi pantai tanpa harus mengenakan bikini yang menunjukkan bagian tubuh.
Namun ternyata anggapan ini tidak disetujui oleh penguasa Perancis. Perdana Menteri Perancis Manuel Valls bahkan mengatakan bahwa burkini adalah simbol perbudakan perempuan. Valls beranggapan, Perancis sebagai negara sekuler memang melarang pemakaian atribut atau berbagai simbol keagamaan di tempat publik.
Perlu Edukasi dan Solusi LainDi sisi lain, desainer label busana muslim Zoya, Listya Siti Sarah, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com dalam kesempatan terpisah menyarankan perlu adanya edukasi sebagai bagian dari solusi berbusana bagi kaum muslimah.
"Memang perlu adanya edukasi dalam pemilihan pakaian renang bagi muslimah, seperti pemilihan model pakaian, bahan, hingga warna," kata Listya. "Sebenarnya mengenakan burkini juga tidak terlalu nyaman."
Listya mengatakan pakaian renang untuk wanita muslim baiknya menggunakan bahan tertentu seperti spandex yang tidak tipis. Selain itu, sebaiknya baju renang juga didesain dengan potongan lebih longgar dan panjang.
Pemilihan warna juga patut untuk diperhatikan. Menurut Listya, penggunaan pakaian yang berwarna cerah pada dasarnya menonjolkan bentuk tubuh lebih jelas dibanding pakaian berwarna gelap.
"Di luar negeri memang belum terbiasa tentang burkini. Namun kalau memang ingin digunakan saat berenang, akan lebih tenang bila di tempat yang khusus perempuan semua atau pribadi agar tak bersamaan dengan laki-laki," kata Listya.
Baik Listya maupun Chandra sama-sama mengatakan mendukung pengenaan burkini oleh muslimah Perancis. Hal ini dilakukan atas nama kebebasan berekspresi dalam menjalankan keyakinan mereka sehari-hari.
(chs)