Wisman Timur Tengah Juga Hobi Memotret dan Ber-Selfie

adv | CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2016 11:53 WIB
Wisatawan Mancanegara  Timur Tengah kerap kali mampir ke 7 spot Wonderful Indonesia di Street Festival Bukut Bintang Kuala Lumpur
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Wisatawan Mancanegara (wisman) Timur Tengah kerap kali mampir ke 7 spot Wonderful Indonesia di Street Festival Bukut Bintang Kuala Lumpur. Kemenpar memang ikut ambil bagian dalam acara Street Festival Bukit Bintang, Kuala Lumpur pada tanggal 1 hingga 4 September 2016 lalu.

"Uniknya, mereka bukan hanya mampir dan melihat-lihat saja. Wisman dari Timur Tengah juga hobi ber-selfie dan mengabadikan atraksi budaya yang disuguhkan di setiap spot di sepanjang Starhill hingga Lot 10 Shopping Center," ujar Rizki Handayani Mustafa, Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN Kemenpar di Malaysia

Di saat yang bersamaan di Putra Jaya Plasa, Kemenpar juga ikut ambil bagian dalam acara MATTA Travel Mart 2016. Tujuannya tentu saja untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Di sana juga diadakan acara promosi Street Festival Bukit Bintang dengan cara orang berjalan-jalan di sekitar venue MATTA. Di mana di sebalah kanan, kiri, dan depannya dibuat papan branding.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi nyambung, antara selling di Putra Jaya dengan branding di Bukit Bintang," ungkap Rizki Handayani.

Menurut Rizki, hampir setiap malam semua acara yang diadakan di pusat wisata dengan pasar Timur Tengah itu ramai disaksikan pengunjung. Di semua sudut juga dipenuhi dengan banding Wonderful Indonesia. Program yang dikonsep apik Kemenpar juga menuai banyak apresiasi dari pengunjung.

Sasaran dari gebyar branding Wonderful Indonesia bukan hanya warga Malaysia dan wisman dari Timur Tengah saja. Tetapi juga para ekspatriat dan wisatawan mancanegara (wisman) dari berbagai negara. Menariknya, wisman asal Middle East atau Timur Tengah sangat kagum menyaksikan gelaran seni, budaya, dan pameran Wonderful Indonesia ini.

Sudah pasti para wisman dari Timur Tengan memanfaatkan momen menarik itu untuk memotret atraksi seni budaya yang ditampilkan.Selain itu, mereka juga berfoto dengan para talent yang terlibat di dalamnya. Wisman Timur Tengah tampaknya tidak hanya sekedar menonton, serta asyik berfoto selfie dan wefie. Wisman dari Timur Tengah juga aktif bertanya dan menggali info seputar acara berupa keragaman budaya Indonesia, termasuk destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Satu keluarga asal Saudi Arabia, terlihat tampak berbincang dengan para penari Jaranan Buto, seni tari dari Banyuwangi. Dengan bahasa Inggris patah-patah mereka menanyakan apa nama tari tersebut dan berasal dari mana. Setelah memeroleh jawaban, seorang di antaranya bergeser ke photo booth komodo yang disediakan panitia. Sebab siapa saja bisa berfoto di sana dan gratis menerima hasil cetakan fotonya.

Yoseph, seorang seniman tari (koreografi) asal Malang juga mengetengahkan kostum karnival bertema keindahan burung Indonesia. "Para wisman Timur Tengah itu ternyata antusias sekali, dengan pertunjukan kita. Mereka bilang kostumnya unik. Lalu mereka tanya lagi, dari mana, terbuat dari apa, maka maksud desain kostumnya. Saya jawab semua, dan sekalian saya terangkan yang saya tahu tentang Wonderful Indonesia. Habis itu mereka foto-foto," kata Yoseph, yang telah beberapa kali menyabet juara kostum baik di dalam maupun luar negeri ini.

"Bahkan wanita bercadar juga ikut mengabadikan momen foto. Unik, kan. Sebab wajahnya tertutup cadar pas difoto. Tapi aku sih oke-oke aja, malah seneng. Rata-rata orang Saudi (Arabia), Kuwait, Yordania," kata Yoseph, yang membuat satu kostum memakan waktu pekerjaan sekitar dua bulan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya Arief Yahya mengungkapkan bahwa Indonesia Street Festival yang digelar di Bukit Bintang merupakan strategi efektif untuk mempromosikan Indonesia kepada publik di Malaysia. Bukit Bintang adalah jantung Kota Kuala Lumpur, pusat tourism, tak hanya orang Malaysia.

Arief Yahya yang belum lama ini terpilih sebagai Tokoh Inspirasional dari Serikat Perusahaan Pers (SPS) juga mengatakan, biasanya saat musim haji banyak warga Timur Tengah, terutama Araba Saudi, keluar negeri untuk berlibur.

Menurut Rizki Handayani wisman Timur Tengah memang menjadi incaran Kemenpar. Sebab, ungkap Rizki, wisman Timteng dikenal sebagai wisman senang berlibur dengan waktu yang lama. "Biasanya mereka datang satu keluarga atau keluarga besar. Lama tinggal (lenght of stay) panjang.

Berdasarkan data yang diperoleh Kemenpar, rata-rata mereka menghabiskan pengeluaran antara 1.500 dollar AS hingga 1.750 dollar AS per orang per kunjungan (visit). Sementara wisman dari kawasan lain menghabiskan sekitar 1.142 dollar AS per visit. Inilah yang harus kita tangkap peluangnya," jelas Rizki, wanita yang murah senyum ini.

Di sisi lain, Menpar Arief Yahya merasa tertarik untuk mempelajari kebiasaan wisatawan Timur Tengah untuk dibuat di Indonesia. Baik di Ampenan Lombok, NTB, Manado Sulawesi Utara, dan Jakarta. Entah mana yang cocok, dan ada investor yang cepat menangkap ide ini. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER