Jakarta, CNN Indonesia -- Bukit Bintang di Kuala Lumpur itu semacam down town-nya Malaysia yang nyaman sebagai tempat jalan-jalan santai, lengkap untuk belanja barang branded, bersantai minum di café dan resto, dan lain-lainya. Di sinilah tempat favorit wisatawan keluarga asal Timur Tengah. "Dari sinilah kami mencuri perhatian dengan promosi Wonderful Indonesia," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Di lokasi inilah, ranjau-ranjau branding Wonderful Indonesia ditanam dengan konsep Explore Exotic Indonesia Street Festival. "Areanya satu kawasan, semacam SCBD itu. Titik aktivitasnya 7 spot, dan masing-masing punya karakter yang khas Indonesia," ungkap Arief Yahya yang Mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini.
Hasil dari promosi ini luar bias. Arief pun berkomentar memang kesuksesan tidak bisa ditempuh dengan cara-cara biasa. Memang dalam promosi kali ini, jika Anda berada di Loh 10, Starhill Gallery Terrace, Fahrenheit Shopping Center, Sephora Walkway, Isetan, akan menemukan sensasi Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap Wonderful Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada tiga alasan (Bukit Bintang dipilih). Pertama, lokasi ini adalah tempat favorit-nya wisman Timur Tengah di Malaysia. Timur Tengah punya spending lebih besar, USD 1.500 sampai USD 1.750 per kunjungan. Jumlah kunjungan orang Arab ke Malaysia jauh lebih besar dari yang Indonesia. Kita menjaring di kolam ikan di Bukit Bintang," jelas Arief Yahya.
Kedua, lokasi itu juga menjadi favorit wisman non Arab, seperti China, dan Eropa, terutama di sekitar Jalan Alor. Ada street food, pusat jajan di pinggir jalan yang bersih dan tidak ada bau sampah. Juga puluhan spa refleksi sepanjang jalan yang tidak dibuat remang-remang, kaca bening, dengan penataan yang rapi. "Selain promosi, kami juga pelajari apa yang membuat wisman itu betah di Kuala Lumpur," kata Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.
Ketiga, Malaysia adalah market utama originasi nomor dua terbesar ke Indonesia setelah Singapura. Ada kedekatan budaya, sesama orang Melayu, dan posisi geografisnya cukup dekat, tidak harus melalui udara. Soal budaya, Indonesia jauh lebih kaya dan beragam, sehingga acap kali bersinggungan soal klaim budaya yang dianggap milik Malaysia. “Kita tidak perlu pusing untuk meng-counter. Kita cukup menghibur mereka dengan menampilkan aslinya, menunjukkan original-nya di hadapan mereka. Biarkan publik senang dengan keaslian itu, dan tertarik untuk datang ke Indonesia,” aku Arief Yahya.
Spot pertama, outdoor di teras Starhill Gallery, disapa dengan konsep "Wonderful Garden of Indonesia", yang didekorasi dengan pergola dan payung-payung berwarna-warni. Di lokasi ini diatur pertunjukan kesenian Topeng Ireng, Begelima Batak, Henna/Face Painting, Cutting Silhouttee, Jaranan Buto, Disc Jokey (DJ) malam harinya.
Spot lain ada di Sephora Walkway, dengan tema Wonderful Batik Indonesia yang ditempel di koridor jalan itu. Batik di desain menutup dinding dan diselingi TVC Wonderful Indonesia. Spot berikutnya seni instalasi dari bambu yang disusun artistik di sudut jalan Bukit Bintang. Di spot itu juga ada pertunjukan Malang Amore Carnival. Burung Cendrawasih, Nuri dan Lovebird berwarna-warni yang menundang orang untuk berfoto bersama. Para pemakai kostum menjadi ikon yang sangat eye-catching bagi para wisatawan yang tengah berkunjung ke area yang di-setting dengan instalasi seni bambu.
Ada satu spot di pojokan Cube Lawn Area, di depan H&M, Lot 10, menuju ke Fahrenheit. Desain backdrop pantai berlaut jernih berpasir putih dengan kursi dan payung yang jika difoto seolah-olah berada di tepi pantai.
Di Lot 10, juga ada spot dengan dekorasi payung yang dibalik ke langit-langit lorong mal. Dinding di sepanjang lorong itu dibranding dengan gambar 10 Top Destinasi Prioritas, dari Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru Jawa Timur, Mandalika Lombok, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra, dan Morotai Maltara. Tempat itu benar-benar menjadi ajang selfie yang menyita ratusan gigabyte pengunjung.
"Semua sudut kami pikirkan detailnya, yang sudah dikenal di Malaysia, dan original-nya adalah budaya Indonesia. Gamelan, seni tari, reog, ditampilkan dan menjadi pusat perhatian masyarakat di sana," kata Rizki Handayani Mustafa, Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN yang ikut dalam acara sampai selesai.
Di malam hari, di depan Pavillion yang menjadi salah satu pusat barang-barang branded ditampilkan DJ dengan suara yang keras. Di sinilah wisatawan, berlalu-lalang dan mereka selalu berhenti menikmati segala sajian dari Kemenpar .
(odh/odh)