Menpar Dukung AP II untuk Memajukan Industri Penerbangan

adv | CNN Indonesia
Kamis, 08 Sep 2016 16:56 WIB
Hal yang mengejutkan datang dari Menteri Pariwisata, Arief Yahya karena ia tengah melakukan kunjungan ke industri penerbangan.
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Hal yang mengejutkan datang dari Menteri Pariwisata, Arief Yahya karena ia tengah melakukan kunjungan ke industri penerbangan. Pada Rabu kemarin (7/9), Arief Yahya tiba di Angkasa Pura II (AP II), Soekarno Hatta, Tangerang. Bahkan Djoko Murjatmodjo, Plt CEO Angkasa Pura II yang dulunya Director of Operations & Engingering juga terkejut dengan kunjungan Menpar Arief Yahya. "Biasanya yang berkoordinasi dengan kami adalah Menteri Perhubungan atau Menteri BUMN. Ini baru kali pertama Pak Menpar hadir di AP II," tukasnya.

Kunjungan Menpar ke Angkasa Pura diapresiasi oleh Djoko. Ini dikarenakan langsung berdampak pada industri penerbangan. Pasalnya, pariwisata adalah hal utama yang mendorong orang-orang untuk terbang menggunakan fasilitas bandara dan airlines. "Contohnya Bandara Silangit yang semula kami pesimis, dari pembukaan awal Garuda terbang 3 hari seminggu, sekarang tiap hari. Sriwijaya dengan pesawat Boeing terbang 2 kali sehari," ujar Djoko,

Hingga ini telah banyak maskapai yang turut serta meramaikan penerbangan, seperti Wing, Lion, Sriwijaya, Garuda dari Jakarta dan Garuda dari Kuala Namu Medan. Pertumbuhan penerbangan meningkat pesat, yakni rata-rata 15.000 per bulan sehingga 1 tahun bisa mencatat angka 180.000 per tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa Danau Toba memiliki potensi pariwisata yang tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menpar Arief Yahya yang juga pernah menangani BUMN turut mengungkapkan perspektifnya dengan jajaran direksi yang hadir di pertemuan itu. Di antaranya Andra Y Agussalam - Director of Finance, Faik Fahmi - Director of Commercial & Business Development, Ituk Herarindri - Director of Airport Services & Facility, dan Daan Achmad - Director of Human Capital, General Affairs & IT. Arief Yahya optimis memenuhi target Presiden Joko Widodo untuk mendatangkan 20 juta wisman dan sebesar 75% wisman tersebut menggunakan jasa penerbangan.

Untuk memenuhi target tersebut, memang fasilitas penerbangan harus diperhatikan dengan baik, seperti kapasitas penerbangan internasional, regulasi, hingga ketertarikan maskapai untuk terbang ke 13 bandara yang dikelola oleh AP 99. "Saya sudah keliling airlines, berdiskusi dengan industri penerbangan. Harus ada semangat Indonesia incorporated, harus bersama-sama untuk memajukan republik ini, sesuai dengan porsinya," kata Arief Yahya.

Arief Yahya juga mengusung beberapa ide untuk diimplemetasikan di AP II, yakni minimal dibangun 13 bandara yang berada di bawah pengelolaan AP II. Lalu, bangunlah hal-hal non fisik di samping pembangunan fisik. Pertama mengenai peraturan jam operasional yang harus bisa melayani 24 jam sehingga bisa mengatasi permasalahan jumlah penerbangan.

"Dulu dalam Ratas dengan Presiden, sudah pernah diputuskan untuk menaikkan jam operasi dari 12 jam menjadi 18 jam agar bandara seperti Adi Sucipto Jogjakarta itu bisa menampung lebih banyak penerbangan," ujar Arief dengan mengambil contoh dari Bali, Jakarta, dan Manado yang dapat didarati pesawat yang terbang malam.

Hal kedua adalah implementasikan dengan IT (teknologi informasi) di semua pelayanan kepada publik. "Dulu PT KAI di era Pak Jonan juga menggunakan digital dan IT, hasilnya langsung dobel. Memudahkan semua pihak. Saya jamin jika semua lini menggunakan IT, pengelolaan bandara ini juga akan double value," jelasnya.

Ketiga, perbaiki semua regulasi yang menghambat. Semua regulasi yang membuat jumlah penerbangan terhambat, segera dibedah, direvisi, dan diperbaiki. Dengan catatan tetap memperhitungkan standar keamanan buat customers.

"AP II ini jauh lebih beruntung dari industri transportasinya. Mereka itu lebih sulit mengejar revenue karena harus menghitung dengan benar. AP ini bisa kombinasi antara servis dan properti, dan Anda semua tahu, bisnis properti jauh lebih menghasilkan daripada Jasa penerbangan," ungkap Arief Yahya.

AP yang kini telah memiliki reputasi dan performa yang cukup baik dapat menggabungkan dua bidang tersebut. Bisa diambil contoh dari Hongkong yang mana industri transportasinya berjalan sendiri-sendiri, maka tidak sustainable. Namun begitu transportasi dikawinkan dengan properti, menjadi sustainable.

"Karena itu jangan takut untuk investasi di green field. Saran saya, AP harus berpikir long term, hitung saja sebelum dan sesudah dibangun. Nanti pertumbuhan value pasti akan mengagetkan. Padahal di bisnis itu tidak boleh kaget-kaget, semua itu bisa dihitung," tukasnya.

Lalu, jika membuat perencanaan jangan berpikir jangka pendek, tetapi harus jangka panjang. Arief Yahya melihat kapasitas dan traffic terminal penumpang bandara di AP II. Dari 13 Bandara, 7 diantaranya sudah over capacity. Bandara Soekarno Hatta (CGK) 246% dari kapasitas. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM) 112,8%, Bandara Minang Kabau (PDG) 105,6%, Bandara Husein Sastranegara (BDO) 131%, Bandara Supadio (PNK) sudah 113%, Bandara Depati Amir (PGK) malah 331% dan Halim Perdana Kusuma 161%. Bandara Kuala Namu(KNO) Medan sudah lampu kuning, 88,9% full capacity.

"Itu lebih banyak yang over capacity, jumlah penumpangnya lebih banyak dari yang diperkirakan. Ini tidak boleh lagi. Misalnya, mau membangun Silangit, dengan terminal 100.000 per tahun, ini pembangunan belum selesai, jumlah penumpangnya sudah 180.000 ribu per tahun. Kerja dua kali, dan mengganggu kenyamanan orang yang menggunakan jasa transportasi udara," kata Arief Yahya.

Terakhir, jangan takut dengan perencanaan besar karena proyeksi negara terhadap wisman dan wisnus juga besar. "Kalau bicara soal financing, itu bisa dilakukan dengan banyak cara. Bisa dengan oblikasi, financing, partnership, dan lainnya," ujar Arief Yahya.

Arief Yahya juga tak bosan mengingatkan agar jangan membuat peraturan yang justru kontraproduktif dengan airlines. Mereka adalah industri yang seharusnya menjadi customers Angkasa Pura. Maka dari itu, harus diciptakan atmosfer yang bisa membuat airlines berkembang agar semua pihak bisa cepat maju dan berkembang. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER