Jakarta, CNN Indonesia -- Provinsi Bangka Belitung atau yang biasa disingkat Babel, kini jadi salah satu destinasi unik yang banyak disambangi turis domestik dan mancanegara. Alasannya, karena gugusan pantai berkarang yang panjang terbentang. Karakter pantai yang berbeda dengan pantai-pantai lain di Indonesia itu, jadi daya tarik utama di kawasan pemekaran Sumatra Selatan itu.
Sayangnya, pengembangan wisata di antara Bangka dan Belitung tidak bersamaan. Belitung, yang dikenal sebagai Negeri Laskar Pelangi, pamor wisatanya lebih mentereng dibanding Bangka. Padahal Bangka punya potensi wisata yang tak kalah indah. Pun sejarah yang kaya.
“Selama ini, yang dikenal dari Bangka adalah timah,” kata Gubernur Babel Rustam Effendi, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna mengubah citra tersebut, Pemprov Babel mengadakan acara Bangka Cultural Wave 2016 pada 8-12 September di Pantai Tongaci Sungailiat, Bangka.
“Ini bisa jadi destinasi baru di Bangka. Ada wadah untuk mengenalkan berbagai kekayaan alam dan budaya,” terang Rustam.
Salah satu destinasi baru di Bangka adalah DeLocomotief Art Stage, yang digadang-gadang jadi tempat kongko di Sungailiat.
“Tidak hanya jadi tempat berkumpul bagi warga sekitar, tapi juga bisa jadi lokasi atraksi untuk ditonton turis asing,” papar Rustam, sembari menambahkan lokasi tersebut akan ada serangkaian pertunjukan musik dan tari oleh seniman regional dan internasional.
“Ada sekitar sepuluh seniman dari berbagai negara akan tampil menyemarakkan pertunjukan yang dilakukan dalam bentuk perjalanan di Pantai Tongaci, DeLocomotief Art Stage, Cinabata Batutapak Chengho, Menumbing Muntok dan Pangkal Pinang,” terang Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara.
Selain itu, Ukus menyebutkan, acara pembukaan akan ditandai dengan pelepasan 71 penyu dewasa ke Laut China Selatan. Ada juga pembukaan Museum Garuda dengan orasi budaya oleh Prof Jean Couteau, tentang mitologi Garuda dan Penyu, serta pendirian Akademi Budaya Cheng Ho Dunia (ABCD).
“Pendirian akademi ini karena Bangka punya sejarah panjang dengan Laksamana Cheng Ho,” sebut Ukus.
(les)