Membuat Solo Mendunia dengan Payung

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Minggu, 11 Sep 2016 03:35 WIB
Kementerian Pariwisata berusaha meningkatkan pamor Solo di mata wisatawan mancanegara lewat gelaran Festival Payung Indonesia (FPI) 2016.
Festival Payung Indonesia (FPI) akan digelar di Taman Balekambang, Solo, pada 23-25 September 2016. (ANTARA FOTO/Andika Betha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Festival Payung Indonesia (FPI) 2016 akan digelar pada 23-25 September 2016 di Taman Balekambang, Solo.

Taman seluas 9,8 hektare itu punya nilai historis bagi warga Kota Bengawan. Taman tersebut dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII untuk kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah pada 1921. Ada kolam besar dan dua patung yang melambangkan kedua puteri raja tersebut.

”Festival ini adalah acara yang mempertemukan pelaku industri kreatif kreasi payung, penggiat pelaku seni karnaval dan masyarakat untuk melestarikan seni kerajinan payung Indonesia,” ujar Ketua Panitia Kegiatan FPI 2016 Heru Mataya, dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Heru, dalam acara tersebut akan ada Pasar Payung yang jadi fokus kegiatan. Selain itu ada juga Karnaval Payung, Solo Dance Festival, Pentas Tari Payung, Fashion Show Payung, Pameran dan Lomba Foto, Workshop Melukis Payung, Sarasehan dan Refleksi, serta Workshop World Culture Forum.

”Payung adalah karya seni yang indah dan sangat bisa mendatangkan wisatawan. Buktinya, event FPI tahun ini, selain akan dimeriahkan dengan berbagai kerajinan payung dari dalam negeri, panitia juga akan menampilkan kerajinan payung dari sejumlah negara Asia, seperti Kamboja, Thailand, Jepang, dan China,” ujar Heru.

Dari dalam negeri, perajin payung yang diunggulkan berasal dari Juwiring dan Klaten.

“Acara ini bertujuan agar masyarakat luas juga mengenal jenis payung tradisional yang ada di Indonesia. Kami berharap masyarakat tidak hanya melestarikan payung, namun juga mengembangkan payung untuk menjadi sebuah kesenian kreasi baru,” tuturnya.

Solo, menjadi salah satu perhatian Kemenpar untuk mengembangkan pariwisata nasional, terutama dalam menciptakan objek atraksi Bali and Beyond.

“Solo termasuk dalam skema Yogyakarta-Solo-Semarang atau Joglosemar yang tengah dikembangkan sebagai Bali baru,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya.

“Tujuannya agar wisatawan jangan melulu bertujuan ke Bali, Yogyakarta, Solo dan Semarang juga punya banyak potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara.”

Terlebih, menurut Raseno, salah satu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam, budaya dan kerajinan tradisional.

Di Indonesia, wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60 persen. Wisata budaya sendiri terbagi menjadi destinasi warisan budaya dan sejarah yang menyumbang angka kunjungan sebesar 20 persen, wisata belanja dan kuliner sebesar 45 persen, serta wisata kota dan desa sebesar 35 persen.

Adapun, Kemenpar menargetkan Yogyakarta bisa menjaring wisman sebanyak 100 ribu orang atau meningkat 11,11 persen dari tahun lalu.

“Keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kuliner di Yogyakarta, banyak menarik wisman untuk datang,” sebut Raseno.

Di sisi lain, Solo ditarget mampu mendatangkan 30 ribu wisman atau naik 100 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 15 ribu orang.

”Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Yogyakarta,” kata Raseno. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER