Menyontek Kampanye Wisata Digital Banyuwangi

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Rabu, 21 Sep 2016 11:36 WIB
Melalui internet, kini Banyuwangi sudah masuk dalam peta wisata global dan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Banyuwangi sukses menjadi destinasi wisata populer berkat pemasaran digital. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak cara membuat destinasi wisata menjadi populer, namun di era digital seperti sekarang, promosi melalui internet menjadi cara yang mudah, murah dan efektif. Seperti yang dilakukan Banyuwangi.

Sebelum era internet, tidak banyak orang yang mengetahui soal Banyuwangi. Padahal kini Banyuwangi sudah masuk dalam peta wisata global dan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

“Jika mencari di Google dengan kata kunci Banyuwangi, yang langsung muncul adalah berbagai destinasi wisata di daerah tersebut, mulai Pantai Plengkung, Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Pantai Watu Dodol, Teluk Hijau, Pantai Rajegwesi, semuanya ada,” ujar Bupati Banyuwangi Azwar Anas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, hal itu bisa terdeteksi oleh jutaan orang di seluruh dunia lewat pemasaran pariwisata dengan aplikasi berbasis digital bernama Banyuwangi in Your Hand yang juga didukung program Smart Tourism Ecosystem.

“Aplikasi itu lengkap dengan peta jalan dan destinasi wisata,” tambah pria yang akrab disapa Anas itu.

Promosi secara digital itu membuat kunjungan wisatawan ke Banyuwangi melonjak. Sepanjang 2015, Banyuwangi dikunjungi dua juta orang.

“Berkat pemasaran berbasis internet, pariwisata Banyuwangi semakin dikenal,” tambah Anas.

Tidak hanya pengusaha wisata yang mendulang untung lewat pemasaran digital tersebut, Anas menambahkan, banyak rantai ekonomi yang ikut terdulang dengan strategi itu.

“Sekitar 600-an pengusaha mikro sudah menikmati pasar baru lewat internet. Itu bisa membantu pelaku usaha mikro di Banyuwangi yang berada di ujung Timur Jawa menembus keterisolasian pasar,” terang Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda.

Salah satu pengusaha yang sudah merasakan manfaat strategi pemasaran digital itu adalah Supanggih, penjaja makanan kecil di Banyuwangi.

”Dulu saat tak kenal internet, saya mengawali dagang dengan berkeliling kampung karena tak sanggup sewa tempat untuk menempatkan dagangan. Kini tak perlu lagi sewa tempat, saya sudah bisa berjualan hingga ke Surabaya dan Bali,” kata Supanggih.

Hal serupa juga dinikmati Suradi, perajin manik-manik dari Desa Kabat. Dia kini menjadi penyuplai toko kerajinan di Yogyakarta dan Bali. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER