Usaha Indonesia 'Mencuri' Pelayar dari Singapura

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2016 06:40 WIB
Wisata bahari memang jadi andalan Kemenpar untuk memancing turis asing. Salah satu celah yang dibidik adalah wisata yacht dan kapal pesiar.
Indonesia tengah mengembangkan wisata kapal layar atau yacht guna meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Urusan wisata bahari, Indonesia punya sejuta potensi. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Faktanya, angka kunjungan turis asing Indonesia kalah jauh dibanding Malaysia dan Thailand. Tahun lalu, Negeri Jiran dikunjungi 25 juta wisman, sementara Thailand meraup angka 30 juta kunjungan sepanjang 2015. Bangkok sendiri didatangi sekitar 8 juta turis asing dalam satu tahun.

Adapun, kunjungan wisman ke Indonesia tahun 2015 adalah 10,4 juta orang. Tahun ini, jumlah tersebut hendak ditingkatkan menjadi 12 juta kunjungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata terus gencar menggulirkan Kampanye Wonderful Indonesia, baik di mancanegara dan juga di dalam negeri.

“Di dalam negeri, kita perbanyak acara-acara berskala global untuk menarik wisatawan datang,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, sembari mencontohkan Sail Karimata dan Festival Bahari Kepri 2016 yang akan digelar Oktober mendatang.

Wisata bahari memang jadi andalan Kemenpar untuk memancing turis asing. Salah satu celah yang dibidik adalah wisata yacht, yang terbukti sukses dilakukan oleh Singapura.

“Singapura sukses mengelola wisata bahari, kita berusaha mencontoh itu,” kata Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata, Indroyono Soesilo.

Dia menambahkan, Singapura sukses meraup devisa dari biaya parkir yacht.

“Sekitar 4000 yacht parkir di Singapura dengan tarif rata-rata SGD1500 (Rp14,5 juta). Itu baru tarif parkirnya. Belum termasuk biaya perawatan dan ongkos kebutuhan hidup sehari-hari,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti.

Padahal, menurut Guntur, jika menggeser tempat parkir di Indonesia, tarifnya bisa lebih murah. Mengurus izin masuknya pun sudah semakin mudah.

“Izin masuk yacht ke perairan Indonesia sudah disederhanakan. Kini cukup 3 jam, dari sebelumnya 3 minggu pengurusan,” tambah Guntur.

Dia menjelaskan, yachter bisa mengurus perizinan secara online melalui situs https://yachters-indonesia.id. Tidak hanya itu, pintu masuk para yachter juga semakin banyak, yakni sampai 18 pelabuhan dan yacht bisa tinggal di Indonesia dalam jangka waktu lama, menggunakan social culture visa.

“Masa berlakunya 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Dengan begitu, yachter bisa berpetualang selama enam bulan di Indonesia,” terang Guntur.

Dia mengungkapkan Indonesia kerap menjadi jalur yacht rally dunia. Berawal dari Darwin, Australia, yachter akan memasuki Indonesia melalui Kupang.

Selama tiga bulan, para peserta diizinkan mengunjungi beberapa destinasi wisata dengan jalur Kupang, Alor, Lembata, Riung, Makassar, Bali, Karimun Jawa, dan Kumai. Para peserta kemudian keluar dari perairan Indonesia melalui Batam.

“Bisa juga lewat even Sail Karimata serta Festival Bahari Kepri yang akan digelar pertengahan Oktober 2016 nanti,” ujar Guntur.

Selain wisata bahari, Kepulauan Riau juga punya potensi wisata alam lainnya. (Thinkstock/Kiats)

Potensi Wisata Bahari Kepulauan Riau

Jika ingin serius menggarap wisata bahari lewat yacht, Guntur mengatakan, Indonesia harus segera bergerak maju. Alasannya, kini wisata yacht juga tengah gencar dilakukan Thailand dan Malaysia.

“Thailand mengembangkan Phuket sebagai pintu masuk para pelayar, sementara Malaysia punya Pulau Tioman. Indonesia, di sisi lain punya banyak pintu masuk, termasuk Kepri,” kata Guntur.

Selain punya banyak pulau yang bisa disinggahi, Kepri juga memiliki potensi taman bawah laut, seperti di Anambas, Pulau Abang, Pulau Petong, Pulau Hantu hingga Pulau Labun.

Selain Kepri, pintu masuk lainnya bagi para pelayara adalah Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Beno (Bali), Tenau (Kupang), serta Kumai (Kotawaringin Barat). Selain itu, Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER