Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang yang tetap merokok meski telah mengetahui segala dampak negatifnya. Mulai dari kanker, serangan jantung, impotensi hingga gangguan kehamilan dan janin telah dipahami sebagai efek jahat dari merokok. Kini, sebuah studi di Amerika menemukan satu alasan baru yang diharapkan dapat mencegah para perokok untuk melanjutkan kebiasaannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School dan Hebrew SeniorLife Institute for Aging Research mendapati hasil bahwa merokok dapat menyebabkan kerusakan DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) yang akan berlangsung hingga lebih dari 30 tahun setelah si perokok berhenti.
Studi ini menggunakan sampel darah dari 16ribu orang, yang termasuk di antaranya perokok aktif, mantan perokok, hingga mereka yang tak pernah merokok sama sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para periset kemudian melaporkan temuan adanya bukti pengasup tembakau mempunyai 'tanda' yang tak hilang dalam jangka panjang, yang kemudian berkontribusi dalam penyakit paru-paru dan juga jantung.
"Studi yang kami lakukan telah menemukan bukti bahwa merokok memiliki efek jangka panjang pada mesin molekul tubuh," ujar instruktur penelitian Roby Joehanese dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal
American Heart Association, Circulation: Cardiovascular Genetics.
Dalam catatan tersebut dijelaskan juga bahwa fokus studi ini adalah menemukan efek rokok pada metilasi DNA, yang mengatur ekspresi gen.
Menurut para periset, metilasi tersebut terjadi pada gen-gen seseorang yang terkena dampak negatif merokok, seperti kanker, osteoporosis, jantung dan kelainan kardiovaskular.
Sekitar satu dari tiga gen perokok kemudian ditemukan mengalami metilasi. Sementara sebagian besar gen ini kembali ke tingkat normal lima tahun setelah seseorang berhenti, perubahan di 19 gen -termasuk gen TIAM2, yang terkait dengan limfoma- masih berlangsung hingga 30 tahun.
"Hal yang baiknya adalah ketika satu saat Anda berhenti merokok, mayoritas tanda metilasi DNA yang sedang terjadi akan berangsur-angsur kembali ke level normal setelah lima tahun. Artinya, tubuh Anda pun mencoba menyembuhkan efek jahat dari merokok tembakau," kata Joehanese, dilansir dari
Huffington Post.
(meg)