Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi para ayah yang gemar merokok, ada baiknya jera sesegera mungkin. Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa anak yang memiliki ayah perokok berpotensi besar mengidap asma.
Melansir
Daily Mail, penelitian tersebut dilaporkan dalam Journal of Epidemiology yang melibatkan 24 ribu orang. Faktanya, pria yang sudah merokok sejak usia 15 tahun akan menurunkan penyakit pada anak mereka.
Para peneliti yakin nikotin yang terisap selama bertahun-tahun merusak gen pada sperma pria perokok lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak dengan ayah yang merokok sebelum terjadi kehamilan [pasangan] punya peluang lebih besar tiga kali menurunkan asma pada anak mereka, dibandingkan ayah yang tidak perokok," kata Cecilie Svanes dari University of Bergen, Norwegia.
Menurut Svanes, berdasarkan penelitian menggunakan hewan, diketahui bahwa lingkungan ayah sebelum terjadinya kehamilan pasangan dapat mempengaruhi masa depan kesehatan keturunannya.
Tim peneliti juga menemukan bahwa peluang terjadinya asma tersebut bahkan tidak berkurang walau sang ayah telah berhenti merokok sebelum sang istri hamil.
"Bagi pria yang merokok sejak masa pubertas, maka durasi paparan tampaknya menjadi penentu yang paling penting pada risiko asma anak," kata Svanes.
Temuan ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya tentang kesehatan lingkungan ayah sebelum anak berada dalam kandungan pasangan. Di sisi lain, faktor kesehatan ibu selama hamil sudah terbukti secara ilmiah berpengaruh pada kehamilan.
Ayah dengan gaya hidup mereka, dalam beberapa studi sebelumnya, ternyata dapat mempengaruhi anak di sepanjang hidup mereka.
Dalam sebuah penelitian, pria yang merokok mariyuana lebih dari sekali dalam sepekan mengalami pengurangan jumlah sperma rata-rata sebesar 29 persen, dibandingkan mereka yang tidak atau lebih sedikit mengisap mariyuana.
Bahkan dalam sebuah penelitian dengan tikus menemukan bahwa pola diet ayah pun berpengaruh pada diet anak di kemudian hari.
Peneliti tersebut menemukan fakta bahwa tikus perempuan anak dari tikus jantan pemakan tinggi lemak mengalami masalah toleransi glukosa dan resistensi insulin. Kondisi ini berujung pada diabetes.
(end/vga)