Sukses Promosi, Wisman China Melesat Nomor Satu

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 08 Okt 2016 00:31 WIB
Pencapaian angka 1 juta wisman terjadi untuk pertama kalinya pada Juli lalu. Perubahan strategi pemasaran menjadi digital juga dinilai ampuh.
Ilustrasi. (REUTERS/Toby Melvill)
Jakarta, CNN Indonesia -- Strategi promosi Wonderful Indonesia yang digeber Menteri Pariwisata Arief Yahya di China mulai menuai sukses. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Negara Tirai Bambu itu langsung melesat naik ke peringkat teratas, menggeser Singapura, Australia, Malaysia dan Jepang.

“Selama periode Januari-Agustus 2016, wisman China banyak berdatangan ke Indonesia,” kata Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), I Gde Pitana, di Jakarta pada Jumat (7/10).

Dari data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar, jumlah wisman China yang berwisata ke Indonesia di periode Januari-Agustus 2016 mencapai 980.184 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Singapura yang bertahun-tahun berada di peringkat teratas, kini turun satu peringkat, dengan jumlah kunjungan mencapai 939.231 orang.

Sedangkan jumlah kunjungan wisman Australia mencapai 791.235 orang, wisman Malaysia mencapai 777.951 orang dan wisman Jepang mencapai 340.991 orang.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Pitana, sebenarnya wisman China tak hanya berdatangan selama Januari–Agustus 2016.

Khusus untuk Agustus 2016, wisman China juga sempat berada di peringkat teratas, dengan jumlah kunjungan mencapai 148.616 orang.

Posisi di bawahnya ditempati oleh wisman Australia (100.484 orang), wisman Singapura (99.744 orang), wisman Malaysia (91.078 orang) dan wisman Jepang (56.725 orang).

“Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Agustus 2016 sudah menembus angka di atas satu juta wisman, persisnya 1.031.986 orang. Meningkat 13,19 persen dibandingkan Agustus 2015, yang hanya 911.704 orang,” ujar Pitana.

Sebelumnya, pencapaian angka 1 juta wisman juga terjadi untuk pertama kalinya pada Juli lalu, yaitu 1.032.741 orang wisman.

“Banyak faktor yang meningkatkan jumlah kunjungan itu, salah satunya adalah kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK),” kata Pitana.

Sejak Peraturan Presiden mengenai BVK disahkan, Kemenpar memang langsung mempromosikan kebijakan tersebut. Saat ini, sudah ada 169 negara yang sudah masuk ke dalam daftar BVK, beberapa diantaranya China, Australia dan Jepang.

Perubahan strategi pemasaran go digital juga dinilai ampuh mendongkrak kunjungan wisman China.

Salah satunya yang dilakukan Kemenpar saat menggandeng perusahaan teknologi besar asal China, penyedia mesin pencari Baidu dan penyedia jasa pembayaran Ctrip.

“Go digital menjadi tuntutan dalam merebut pasar dunia, terutama wisman China. Karena dalam mencari informasi pariwisata, sudah mereka lakukan secara digital,” ujar Pitana.

Faktor lain yang adalah keberanian mendorong penerbangan langsung dari kota-kota sumber wisman di China ke destinasi unggulan di Indonesia.

Saat ini, pesawat pribadi dari China ke Indonesia sudah sering berkunjung, seperti ke Manado.

Bila semula hanya ada satu penerbangan Silk Air per hari dari Singapura ke Manado, sekarang juga sudah ada Lion Air, Sriwijaya dan Citilink yang sudah rajin bolak balik dari China ke Manado.

Hasilnya, ada sekitar 10.000 orang wisman dari enam kota di China yang berkunjung ke Manado dalam sebulan.

Kepri Go Digital Direspons Positif Industri Pariwisata

Para pelaku bisnis pariwisata di Kepulauan Riau (Kepri) telah merespons positif Digital Market Place Platform yang ditawarkan secara B to B (business to business) oleh Indonesia Travel Exchange (ITX).

ITX ialah wadah yang menjadi penghubung antara produsen dan konsumen dalam pasar pariwisata. Bukan seperti agen travel, namun ITX membantu pengusaha menyederhanakan proses bisnis serta memperluasnya ke dunia.

Sedikitnya, ada 30 industri, baik penyedia maupun distributor wisata, langsung mendaftar dan bergabung saat pertemuan Pentahelix Go Digital Be The Best di Pacific Palace Hotel, Batam, Kepri, pada Selasa (4/10).

"Mirip dengan saat sosialisasi go digital di Lombok, tidak banyak yang langsung gabung menjadi anggota. Mereka pelajari dulu semuanya. Dari 30 agen travel, baru masuk 19. Sedangkan dari perusahaan akomodasi, dari 90 perusahaan, baru masuk 11. Saya optimis semakin banyak yang bergabung," kata GM Tourism & Hospitality ITX, Dicke Adhitya Rustiadi.

Ketua Probis ITX, Claudia Ingkiriwang, mengatakan banyak pihak yang belum tahu betul apa itu go digital dalam industri pariwisata.

"Yang dimaksud go digital itu sudah 100 persen menggunakan basis digital, dari look, book, dan pay ke dalam satu platform, dalam bentuk online. Bayarnya tidak lagi di sistem yang berbeda. Tidak perlu datang ke kasir atau ATM. Kalau masih pakai cara itu, ya belum go digital," kata Claudia.

Stafsus Menpar Bidang IT, Samsriyono Nugroho, mengatakan kalau konsep go digital memang tidak bisa dihindari.

"Ini bukan hanya untuk pelaku industri yang sudah lama dan besar, tapi juga buat yang baru. Syaratnya, harus berbadan hukum dan punya reputasi baik, karena kalau di lapangan terjadi kesalahan, tidak akan menjatuhkan reputasi ITX," kata Samsriyono.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER