Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak muncul pada 2012 lalu, Patrick Owen selalu menjadi hal yang menarik untuk diamati pecinta mode. Ideologisnya untuk merevolusi pakaian wanita makin kencang. Namun di sisi lain, Owen membuka batas yang selama ini 'tabu'.
Dalam pagelaran koleksi terbarunya di Jakarta Fashion Week atau JFW 2017, Selasa (25/10), Patrick mengisahkan makna yang mendalam karakter manusia. Dia menggambarkan hewan melalui pakaian.
"Ini tentang fabel. Total ada 29 pakaian, lima di antaranya tentang denim drift. Namun sisanya kolaborasi dengan seniman lainnya," kata Patrick saat ditemui sebelum pagelaran busana di JFW 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sangat personal kisahnya, terutama berkaitan dengan sosok seorang ibu dalam hidup saya," lanjutnya.
Jangan bayangkan Patrick akan mengeluarkan koleksi pakaian untuk ibu-ibu pada umumnya. Seperti ciri khasnya yang
edgy, androgini, namun tetap hangat serta romantis dengan sentuhan detil
hand-made, karya Patrick sangat berjiwa muda.
Dalam penampilan babak pertama, Patrick mengeluarkan 24 koleksi bertema monokrom. Pakaian tanpa lengan dengan celana lebar nuansa putih jadi pembuka kisah Patrick di malam ke-empat JFW tersebut.
Berbagai siluet ditampilkan oleh Patrick, mulai dari yang bersifat 'normal' seperti
dress, rok, jaket, dan sebagainya. Hingga koleksi 'panas' seperti lingerie dan korset.
Patrick mendobrak batas dengan mengeluarkan model
topless lingerie yang berbalut tulle berbordir motif ular dan bunga. Bordir tersebut pun hanya berfungsi menutup puting semata.
Butuh waktu memahami maksud Patrick mengeluarkan serangkaian koleksi yang berirama tersebut.
Dengan nuansa dari putih menuju hitam dan berbalut dengan beberapa jenis hewan dalam astrologi Tiongkok seperti monyet dan ular, Patrick sepertinya ingin menegaskan proses kehidupan manusia, mulai lahir dalam keadaan suci, jatuh bangun menjalani kehidupan, hingga akhirnya mati.
Namun terlepas dari niat dan cara Patrick menyampaikan kisah personal yang ia rasakan, upaya peraih AIC Young Indonesian Designer Award ini untuk mendobrak batas jelas, namun tak tampak antara pria dan wanita, adalah brilian.
Patrick membuktikan, sebagai desainer 'junior', dia memiliki keberanian tinggi namun artistik untuk menyampaikan ideologinya dalam dunia mode. Namun, di sisi lain, Patrick juga menawarkan alternatif berpakaian yang sesuai dengan tren terkini tanpa harus merasa terintimidasi dengan status gender.
Dalam babak kedua, Patrick berusaha bermain dengan salah satu warna yang diyakini akan menjadi tren di 2017, yaitu drift denim. Warna yang umum ada dalam jeans ini diterapkan Patrick dalam lima tampilan dress yang dicetak dengan motif bernuansa monyet, ular dan tumbuhan.
"Warna denim ini chic namun simpel, klasik, dan mudah dikombinasikan dengan apa saja. Saya yakin ini mirip dengan rancangan saya yang menawarkan sudut pandang baru dan pengalaman nyata dalam hidup," kata Patrick.
 Foto: Dok.Jakarta Fashion Week (Dok.Jakarta Fashion Week) |
(meg)