Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi penggemar minuman energi, ada baiknya mulai mengurangi atau lebih memperhatikan kondisi kesehatan sebelum menikmati minuman tersebut. Seorang pria di Amerika Serikat terkena hepatitis akut karena kelebihan minum minuman energi.
Melansir Daily Mail, pria 50 tahun yang identitasnya dirahasiakan oleh dokter tersebut dirawat di rumah sakit karena kerusakan hati yang parah. Kerusakan hati ini disebabkan konsumsi minuman energi yang berlebihan. Dalam satu hari, dia bisa minum antara 4-5 kaleng.
Kebiasaan tersebut dilakukan dengan alasan agar tetap terjaga saat bekerja. Namun kenyataannya, minuman energi tersebut malah membuatnya anoreksia dan nyeri daerah perut parah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian bermula saat dia mengeluh sakit perut dahsyat hingga mual dan muntah. Awalnya, itu dianggap sebagai gejala masuk angin. Kekhawatiran makin menjadi saat tiba-tiba kulitnya menguning.
Para dokter di University of Florida College of Medicine melaporkan pada jurnal BMJ Case Reports bahwa gejala tersebut adalah tanda hepatitis akut yang menyerang liver atau hati.
Hepatitis biasanya dikaitkan dengan konsumsi alkohol berat atau penggunaan narkoba. Namun pria ini sama sekali tidak konsumsi alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan. Setelah ditelusuri, kebiasaan mengonsumsi minuman energi membuatnya overdosis vitamin B3. Vitamin B3 dalam bentuk niasin ini terdapat dalam konsentrasi tinggi pada minuman energi.
"Setiap botol minuman energi mengandung 40 miligram nias in atau 200 persen dari rekomendasi harian dan ia mengonsumsi empat hingga lima botol per hari selama lebih dari 21 hari secara berturut-turut," tulis para dokter.
Setelah dirawat selama enam hari, pasien tersebut diminta menghentikan konsumsi minuman energi. Para dokter pun mengingatkan konsumen untuk sadar risiko kandungan minuman energi. Menurut para dokter, jumlah berlebih dari vitamin dan zat nutrisi lainnya seperti niasin secara tidak terkendali dapat jadi akumulasi yang berbahaya dan beracun.
"Dengan meningkatnya popularitas minuman energi, para dokter juga harus sadar akan dampak yang berkaitan dengan aktivitas konsumsi dan menanyakan kepada pasien, seperti yang terjadi pada pria sehat dengan hepatitis akut tersebut," kata tim dokter.
"Kami berharap ada edukasi tentang potensi risiko dari konsumsi berlebihan minuman energi, dan dengan demikian banyak peradangan liver yang dapat dicegah atau paling tidak segera diidentifikasi dan terobati dengan tepat."
Konsumsi minuman energi mengalami lonjakan sejak 2006. Di Inggris terjadi peningkatan konsumsi hingga 150 persen dalam satu dekade terakhir. Pihak produsen minuman ringan di Inggris mengemukakan bahwa pada dasarnya niasin atau vitamin B3 dapat ditemukan dalam berbagai makanan alami seperti daging, ikan, telur, atau susu.
"Semua bahan minuman energi aman dikonsumsi oleh seluruh orang di dunia namun harus dikonsumsi dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan yang seimbang." kata Gavin Partington, direktur umum the British Soft Drinks Association.
(chs)