Jakarta, CNN Indonesia --
Dua hari belakangan, suasana hati Menpar Arief Yahya terlihat kurang bersemangat. Tentu saja bukan karena demo damai 411 yang terjadi di Silang Monas. Menpar Arief Yahya terlihat murung karena beredar foto-foto yang memperkeruh suasana dan membuat situasi menakutkan di Jakarta. Foto-foto itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan peristiwa demo damai 411 di Silang Monas dan Bundaran Bank Indonesia. Foto-foto seram itu diviralkan dari whatsApp, messangers, dan media sosial lain sehingga meluas sampai ke originasi pariwisata, seperti Singapore, Malaysia, bahkan Tiongkok. Ada foto yang menggambarkan seorang polisi terluka parah kakinya, kemudian digotong oleh banyak orang. Wajah polisi yang mengenakan baju seragam itu terlihat kesakitan. Foto itu mengusung
caption demo Jakarta rusuh yang menunjukkan bahwa demo itu bentrok hebat antara petugas dan demonstran. Padahal itu adalah foto ledakan di Pos Polisi Thamrin awal tahun lalu, 14 Januari 2016.
Foto lainnya menunjukkan bandara terbakar dengan suasana tempat duduk ruang tunggu yang berantakan.
Caption-nya juga merujuk bahwa itu peristiwa di Jakarta yang sedang demo besar-besaran. Bahkan menyebut itu bom di Cengkareng. Padahal itu adalah foto suasana Brussels, Eropa saat ada bom di bandara 22 Maret 2016 lalu.
"Itulah yang saya sesalkan, iseng-iseng itu tidak lucu sama sekali karena masuk dalam radar kami di pariwisata. Kami bisa
detect sentimen negatifnya di
War Room M-17, lantai 16 ruang kendali Go Digital Kemenpar. Kami terus amati perkembangan menit demi menit, dan vital itu cukup mengacau," jelas Menpar Arief Yahya.
Seperti diketahui, era digital itu membuat dunia semakin flat, tidak ada jarak dan waktu lagi. Kejadian di mana saja bisa dipantau secara
live kapan saja. Termasuk kalau ada "pengacau" atau "
hackers" yang mem-
posting foto-foto yang bertujuan untuk merusak suasana negara lain seperti itu. "Karena itu dalam dua hari ini kami terus meng-
counter dengan mem-
posting foto dan
text yang sebenarnya, tidak di edit, dan mencari foto lama yang mirip dengan yang disebarkan itu untuk menunjukkan bahwa itu
hoax," kata Arief Yahya.
Lagi-lagi Arief Yahya menegaskan, Jakarta sangat aman, normal, dan Minggu pagi ini tetap ramai
car free day. Masyarakat Jakarta menikmati pagi Jakarta tanpa asap mobil dan motor. Ada yang berjalan santai, lari, naik sepeda, naik sepatu roda, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief Yahya menyadari bahwa perang
cyber juga terjadi di pariwisata. Era digital ini harus pintar menyiasati viral karena jika sembarangan justru bisa merusak
image. "Ingat 70% travellers sudah menggunakan online service untul search, book, dan pay. Mereka share dengan digital pula. Karena itu kita harus lebih canggih, lebih solid, lebih speed, dan lebih smart!" tegasnya.
"Sekedar tahu, bahwa kami tahu, siapa yang bermain-main dengan
hoax ini! Siapa yang pertama kali
upload, siapa saja yang
share, siapa yang memberi
caption atau kata-kata yang merusak itu. Jangan lakukan lagi, sesama negara ASEAN itu punya komitmen untuk
join marketin
g, sama-sama bekerja untuk maju bersama," ujar Mantan Dirut PT Telkom itu tanpa menjelaskan IP dari negara mana foto-foto itu dilepas.