Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memanfaatkan dana keistimewaan tahun anggaran 2017 untuk pembebasan lahan di kompleks Pasar Seni Gabusan sebagai taman budaya.
"Untuk dana keistimewaan [danais], angka akhirnya saya belum tahu. Akan tetapi terbesar untuk pembebasan lahan untuk taman budaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul Bambang Legowo di Bantul, pada Sabtu (12/11), dikutip
Antara.
Menurutnya, berdasarkan informasi awal, danais yang bersumber dari APBN untuk Kabupaten Bantul pada tahun anggaran 2017 berjumlah sebesar Rp53 miliar. Namun, perkembangan terakhir yang ia terima, meski belum diputuskan, menjadi sekitar Rp41 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan bahwa kebutuhan biaya untuk pembebasan lahan di kompleks Pasar Seni Gabusan sebesar Rp30 miliar. Pasar Seni Gabusan sendiri merupakan aset pemkab. Namun berdiri di atas tanah kas Desa Timbulharjo.
"Di dalam kebijakan umum anggaran prioritas platform anggaran sementara [KUA PPAS] sudah ada kesepakatan untuk kegiatan ke situ [pembebasan lahan]. Namun, ini masih proses dan belum final, danais itu bersumber dari APBN," ujar Bambang.
Meski demikian, dijelaskannya, jika nanti pembebasan lahan kompleks Pasar Seni Gabusan untuk taman budaya direalisasikan, akan dikoordinasikan dengan Pemprov DIY, sementara intansinya hanya sebagai administrasi.
Selain untuk pembebasan lahan, kata Bambang, danais tahun anggaran 2017 akan dimanfaatkan untuk pembangunan sektor seni budaya lain, berupa fasilitasi pementasan kesenian dan pemberdayaan kelompok seni budaya.
Hal itu diusulkan sebagai salah satu cara untuk mengembangkan industri pariwisata di Bantul.
Di samping itu, menurutnya, danais juga digunakan untuk pemeliharaan dan perawatan bangunan maupun kawasan cagar budaya di Bantul, demi melestarikan nilai-nilai sejarahnya.
"Saya kira semua hal yang berkaitan dengan taman dan cagar budaya prioritas. Intinya pengembangan kebudayaan menyeluruh," kata Bambang
Kota Bantul yang sempat rusak parah akibat diguncang gempa bumi berkekuatan dahsyat pada Mei 2006 memang berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan karena memiliki beragam objek dan atraksi wisata, mulai dari museum, pantai, pemandian air panas, pegunungan, gua sampai makam kuno.
Setiap tahunnya, kota berpenduduk 911 ribuan orang ini juga mengadakan acara seni budaya tahunan yaitu Kirab Budaya Dlingo.
Belum lagi kuliner khasnya yang menarik untuk dicicipi, seperti
geplak, tolpit, sate klathak dan
peyek undur-undur.Salah satu kampus penghasil seniman berbakat di Tanah Air juga berlokasi di Bantul, yaitu Institut Seni Indonesia.
(vga)