Waspadai Serangan Asma Saat Badai

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Kamis, 24 Nov 2016 07:22 WIB
Badai dan angin kencang ternyata bisa memicu kesulitan bernapas dan serangan asma. Penyakit itu disebut dengan nama 'asma topan'.
Badai dan angin kencang bisa menimbulkan serangan asma dan kesulitan bernapas. (Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Cuaca buruk yang melanda Australia beberapa waktu belakangan, menimbulkan penyakit baru. Sebagian warga mengeluhkan kesulitan bernapas yang terjadi secara mendadak saat badai. Fenomena itu kemudian disebut wabah 'asma topan'.

Wabah tersebut diketahui terjadi mulai Senin (21/11) lalu. Penyedia layanan ambulans di Melbourne, Ambulance Victoria, tiba-tiba menerima 1800 telepon saat terjadi hujan badai. Jumlah tersebut meningkat 6 kali lipat dibanding hari normal.

Melansir Live Science, setidaknya 200 telepon melaporkan soal serangan asma, dan 600 lainnya mengeluhkan kesulitan bernapas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ratusan telepon yang kami terima berhubungan dengan kesulitan bernapas dan asma. Setelah diperiksa, mereka tidak punya sejarah asma sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Ambulance Victoria, Mick Stephenson.

Dari ribuan laporan itu, beberapa tidak berhasil ditolong. Dua orang meninggal karena serangan asma, saat badai berlangsung.

Sebelumnya, wabah serupa juga pernah terjadi di Inggris, Kanada, Italia dan Amerika Serikat.

Tahun 1994 di London, saat terjadi hujan badai, terdapat 640 laporan kasus asma dan kesulitan bernapas. Jumlah itu meningkat 10 kali lipat dibanding hari-hari biasa. Dari hasil pemeriksaan selanjutnya, sebanyak 280 pasien tersebut, tidak punya sejarah asma.

Namun, data Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA) menyebut, kebanyakan pasien yang mengeluh terserag ‘asma topan’ punya kesamaan, yakni alergi terhadap serbuk sari, debu atau partikel lain di udara.

Hipotesis yang dikeluarkan ASCIA memperkirakan, ‘asma topan’ terjadi karena hujan dan angin kencang membuat partikel-partikel kecil, termasuk serbuk sari dan debu, semakin banyak terkandung di udara.

“Partikel tersebut bisa dengan mudah terhirup dan masuk dalam saluran pernapasan, sehingga memicu asma dan kesulitan bernapas,” tulis ASCIA.

Tidak hanya itu, beberapa wabah ‘asma topan’ juga terjadi akibat tingginya kandungan spora jamur di udara.

ASCIA juga menyebut bahwa kaitan asma dan topan semakin kuat saat angin bertiup kencang. ASCIA juga mencatat kadar partikel halus di udara, termasuk serbuk sari dan debu, ikut meningkat saat terjadi badai. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER