Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang akhir tahun 2016, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus menggenjot kinerjanya. Di bawah komando Arief Yahya, Kemenpar segera menggelar Festival Crossborder di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival Crossborder di Atambua akan digelar pada tanggal 10 Desember 2016.
”Ini untuk menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) asal Timor Leste sekaligus meningkatkan aktivitas industri pariwisata di kawasan perbatasan,” ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana yang juga diamini oleh Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu.
Vinsensius mengungkapkan bahwa perhelatan akan dilaksanakan di Kabupaten Belu dan acara ini merupakan acara penutupan dari rangkaian kegiatan Penyelenggaraan Festival Crossborder Atambua di tahun 2016 yang konsisten digelar oleh Kemenpar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
”Ini adalah daerah yang paling dekat dengan perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste. Di daerah ini terletak pintu perbatasan Mota’ain yang menghubungkan antara Indonesia dengan Timor Leste. Jadi sangat berpotensi mendatangkan wisatawan,” ujar pria yang biasa disapa Bro VJ itu.
VJ juga memaparkan jika kegiatan Festival Crossborder di Atambua ini akan berbentuk konser musik yang menampilkan tim kesenian dari Indonesia yang berkolaborasi dengan tim kesenian dari TimorLeste. ”Ada pula Group Band ternama ibukota yang juga menjadi bintang tamu pada kegiatan ini. Group Band tersebut adalah Jamrud yang akan didampingi artis dari Kupang, yaitu H2K dan juga seniman lokal Atambua serta beberapa tarian, musik tradisional, serta konser grup band dan artis dari kedua negara,” beber VJ.
Selain itu, Deputi I Gde Pitana juga menjelaskan nantinya kegiatan ini akan melibatkan dan mengundang pemerintah dari kedua negara. Menurut Pitana, program ini, telah berlangsung setiap bulan sejak bulan Juni 2016 dan telah berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dari Timor Leste setiap bulannya.
”Penyelenggaraan Festival Crossborder terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisman khususnya melalui perbatasan Mota'ain ke Indonesia. Dalam penyelenggaraan Festival Musik Atambua pada awal tahun ini saja dihadiri oleh 3.000 penonton. Selanjutnya pada Festival Crossborder yang diselenggarakan tanggal 11 Juni 2016, penonton totalnya mencapai 30.000 orang," kata Pitana.
Pitana membeberkan bahwa kegiatan ini memang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia sekaligus mengajak masyarakat Timor Leste untuk berkunjung ke Indonesia melalui jalur perbatasan. Menurut pria yang biasa disapa Prof Pit itu, Festival Crossborder merupakan salah satu strategi Kementerian Pariwisata dalam menarik kunjungan wisman dari negara tetangga ke Indonesia terutama di wilayah perbatasan.
Menpar Arief Yahya menggunakan
benchmark Prancis dan Spanyol yang kuat di
tourism karena
border. Tidak lagi bergantung pada jalur udara, tapi bisa ditempuh dengan jalur darat. Karena itu,
crossborder yang berpotensi ditetapkan dengan konsep
events.
"Oleh karena itu, kami menggelar Festival Crossborder di Atambua sepanjang Mei hingga Desember Tahun 2016," kata Pitana lagi.
Pria yang pernah mengenyam pendidikan 6 tahun di Australia itu mengatakan target kunjungan 20 juta wisatawan pada 2019 bukan proyeksi biasa. Dari target itu, harus banyak strategi yang dilakukan, salah satunya adalah mengembangkan wisata perbatasan.
Menurut Pitana, salah satu keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan wisata
crossborder, yakni adanya
hubungan emosional yang kuat antara masyarakat dengan wisatawan. "Ini karena terdapat akar budaya yang masih serumpun bahkan sampai pada hubungan kekerabatan antara wisatawan dengan masyarakat setempat," katanya.
Atambua adalah salah satu daerah perbatasan yang sangat potensial untuk menarik wisatawan dari Timor Leste.
(odh/odh)