Mengunjungi Arena Kongko Kreatif Baru di Bandung

Masyaril Ahmad | CNN Indonesia
Jumat, 16 Des 2016 17:09 WIB
The Parlor unggul dalam konsep dan lokasi: tempat kongko asyik, pemandangan indah, harga relatif terjangkau, dan tentu saja hawa sejuk segar.
The Parlor unggul dalam konsep dan lokasi: tempat kongko asyik, pemandangan indah, harga relatif terjangkau, dan tentu saja hawa sejuk segar. (Masyaril Ahmad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berkunjung ke Bandung serasa tak ada habisnya. Selalu ada saja arena baru di ibu kota Jawa Barat ini. Dan bukan sekadar baru, melainkan juga beda, unik dan kreatif.

Tak heran bila kota yang dijuluki Paris van Java ini kerap disebut Kota Kreatif. Terlebih sejak ada media sosial macam Instagram, informasi tentang arena kongko—macam kafe—yang menarik terus beredar seolah tanpa henti, begitu pun arus pengunjungnya.

Pengunjung bisa leluasa memilih arena kongko yang paling pas untuknya. Ada kafe yang dikungkung taman tematik, ada yang berdampingan dengan museum, serta ada pula yang berada satu atap dengan deretan butik fesyen, studio seni dan gerai kuliner.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Parlor menempati area seluas kurang lebih lima ribu hektare. Terdiri dari tiga lantai, terdapat banyak ruang untuk kongko, makan-makan, berbelanja atau berkumpul dengan para pegiat hobi dan anggota komunitaThe Parlor menempati area seluas kurang lebih lima ribu meter persegi. Terdiri dari tiga lantai, terdapat banyak ruang untuk kongko, makan-makan, berbelanja, dan berkesenian. (Masyaril Ahmad)

Sebagian arena kongko di Bandung yang antimainstream tidak hanya menyajikan eksterior dan interior modern serta menu enak saja. Lebih dari itu, juga menawarkan suasana, pemandangan serta hawa sejuk. Terutama kafe-kafe yang bertema galeri seni.
 
Sebut saja Lawang Wangi Creative Space, tempat nongkrong yang menggabungkan kafe, pameran seni, sekaligus pemandangan menarik. Selain puas menyantap makanan di lokasi berlatar panorama indah, pengunjung juga 'kenyang' menikmati pameran seni.

Lainnya, ada kafe plus galeri seni Selasar Sunaryo. Ada pula Nuart Park yang lebih luas dan beragam. Pengunjung bisa mengikuti trip museum, melihat pameran-pameran seni kreasi seniman Nyoman Nuarta, kemudian mampir di kafenya yang nyaman.

Bagi pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati alam, di lantai paling atas ada balkon unik, seperti loteng berbentuk segitiga dengan jendela kaca. Di lantainya, dilengkapi bean bag empuk supaya pengunjung bisa duduk lesehan sambil menikmati suasana bukit.Bagi pengunjung yang ingin bersantai, duduk di bean bag empuk atau lesehan, sambil menikmati panorama alam, di lantai paling atas ada balkon unik. (Masyaril Ahmad)

Tak sebatas kafe beratmosfer modern, Bandung pun memiliki leisure park yang belakangan ini makin nge-tren. Pengunjung berwisata sekaligus bersantap bersama keluarga, antara lain di Dusun Bambu, Kampung Daun, Farm House, Floating Market dan lain-lain.

Itu saja? Tidak juga. Karena Bandung baru saja membuka tempat kongko baru dengan konsep one stop lifestyle untuk kaum muda yang menggabungkan kafe, fesyen, ruang seni, hobi, komunitas serta pemandangan alam dalam satu tempat: The Parlor.

Nama tempat kongko yang berlokasi di Jalan Rancakendal Luhur No. 9, Dago Atas, ini diambil dari bahasa Prancis yang berarti ruang tamu. Layaknya ruang tamu di sebuah rumah, The Parlor siap menerima dan menjamu para pengunjung, terutama si kreatif.

Kesan industrial dipertegas lewat ornamen seni bangunan yang diberi sentuhan gaya urban masa kini. Parlor diambil dari bahasa Prancis yang berarti ruang tamu. Layaknya ruang tamu di sebuah rumah, The Parlor siap menerima dan menjamu para pengunjung, terutama si kreatif. (Masyaril Ahmad)

The Parlor menempati area seluas kurang lebih lima ribu meter persegi. Terdiri dari tiga lantai, terdapat banyak ruang untuk kongko, makan-makan, berbelanja atau berkumpul dengan para pegiat hobi dan anggota komunitas, macam motor, skate, fotografi dan BMX.

Saat pertama kali melangkahkan kaki memasuki lobi The Parlor, sepintas ruangan terkesan mungil, dengan kaca-kaca jendela bertema industrial. Tapi begitu melangkah lebih dalam, dan menapaki anak tangga, tampak sekat-sekat ruang yang cukup luas. 

Kesan industrial dipertegas lewat ornamen seni bangunan yang diberi sentuhan gaya urban masa kini. Tampak hiasan mobil truk berwarna kuning mencolok, bagian dari sebuah toko pernak-pernik hobi. Makin meriah dengan deretan kontainer warna-warni.

Di lantai dasar The Parlor, pengunjung bisa melepas lelah sembari kongko di coffee bar. Dengan cekatan, sang barista membuatkan secangkir kopi panas untuk menemani sore. Di lantai dasar The Parlor, pengunjung bisa melepas lelah sembari kongko di coffee bar. Dengan cekatan, sang barista membuatkan secangkir kopi panas untuk menemani sore. (Masyaril Ahmad)

Di lantai dasar The Parlor, pengunjung bisa melepas lelah sembari kongko di coffee bar. Dengan cekatan, sang barista membuatkan secangkir kopi panas untuk menemani sore. Jikapun tidak ingin ngopi, bisa mampir ke toko sebelah yang tak kalah seru.

Mengapit si coffee bar, ada distro khusus penggemar motor, FMC dan Pickers Store, di mana dijual perlengkapan otomotif yang bekas maupun baru, sebagian di antara terbilang langka. Masih di lantai yang sama, ada ruang terbuka dan panggung live music.

Di sekitar area utama juga berdiri distro-distro asli Bandung, antara lain Greenlight, 3Second, Moutley, Famo, Tesmak, toko kacamata, dan toko unik berhias truk tersebut. Toko yang terakhir disebut ini berisi barang-barang hobi dari brand Hey Guys.

Semua toko dihias menarik dengan desain khas industrial modern, lengkap dengan gerbong-gerbong kontainer.Semua toko dihias menarik dengan desain khas industrial modern. Sebagaimana distro khusus penggemar motor, FMC dan Pickers Store, yang menjual perlengkapan otomotif. (Masyaril Ahmad)

Semua toko dihias menarik dengan desain khas industrial modern, lengkap dengan gerbong-gerbong kontainer. Di lantai samping, tersedia fasilitas untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas anak muda, dari ruang amfiteater kecil, ruang galeri seni (The Space) sampai toko seni (Athe Artsy).

Ruang tersebut ditujukan untuk para pelaku seni yang ingin memamerkan sekaligus menjual karya-karyanya. Di sebelahnya, juga masih ada area outdoor untuk duduk menikmati udara segar, dan paling ujung ada The Cage, 'sangkar' yang dihuni koleksi sneaker terbaru.

Bagi pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati alam, di lantai paling atas ada balkon unik, seperti loteng berbentuk segitiga dengan jendela kaca. Di lantainya, dilengkapi bean bag empuk supaya pengunjung bisa duduk lesehan sambil menikmati suasana bukit.

The Parlor diambil dari bahasa Prancis yang berarti ruang tamu. Layaknya ruang tamu di sebuah rumah, The Parlor siap menerima dan menjamu para pengunjung, terutama si kreatif.The Parlor, tempat kongko baru dengan konsep one stop lifestyle yang menggabungkan kafe, fesyen, ruang seni, hobi, komunitas serta pemandangan alam di satu tempat. (Masyaril Ahmad)

Menu makanannya, sekalipun pilihannya terbilang standar, tetapi rasanya tetap enak. Paling pas, menyantap sop buntut hangat sembari memandang bukit. Pilihan menu lain, dari nasi ayam bawang, spaghetti carbonara, sampai dori sambal matah, tak kalah lezat.

Sajian minumannya juga beragam, dari green tea latte sampai milkshake. Secara keseluruhan, The Parlor unggul dalam konsep dan lokasi: tempat kongko asyik, pemandangan seru, harga relatif terjangkau, dan tentu saja hawa sejuk segar. Dan ini cuma ada di Bandung.

Di lantai samping, tersedia fasilitas untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas anak muda, dari ruang amfiteater kecil, ruang galeri seni (The Space) sampai toko seni (Athe Artsy).Di lantai samping The Parlor, tersedia fasilitas untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas anak muda, dari ruang amfiteater kecil, ruang galeri seni (The Space) sampai toko seni (Athe Artsy). (Masyaril Ahmad)
(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER