Jakarta, CNN Indonesia -- Layaknya perempuan lain, Lorraine Burnett pun ingin tampil cantik di pesta Natal dengan memakai
high heels. Pada 2008, dia berpesta dan berdansa sepanjang malam.
Mungkin bila sekadar berpesta saja tidak masalah. Tapi perempuan berusia 37 tahun ini berdansa dengan heels setinggi 12 centimeter.
Usai berpesta, sesampainya di rumah, dia merasakan sakit yang luar biasa di kaki kirinya. Bukan cuma nyeri, tapi ada kulit yang melepuh kemerahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keesokan harinya, ada kulit yang melepuh di kaki kiri saya. Ini sudah biasa, saya tahu apa yang saya harus lakukan, bersihkan dan tutupi," katanya dikutip dari Metro.
"Tapi ternyata setelah seminggu, rasa sakitnya terus terasa, jadi saya pergi ke dokter dan diberi antibiotik."
Lorraine beranggapan obat ini akan membantu melepaskan rasa sakitnya, tapi justru lukanya semakin parah.
Lama-kelamaan dia tak lagi bisa berjalan normal. Dia pun beberapa kali harus meminta izin dari tugas di kantornya.
Dua tahun berlalu, perempuan asal Dunfermline di Skotlandia ini mengalami kejadian serupa, infeksi di kakinya terulang dan tak sembuh.
Pada akhirnya, dokter pun mulai menyerah dan memutuskan untuk melakukan tindakan pada kakinya. Dokter memberitahunya bahwa infeksi tersebut menyebabkan kaki kiri bagian bawahnya tak lagi bisa diselamatkan. Kakinya harus diamputasi.
"Ini menghancurkan hati saya saat berpikir sepatu 12 centimeter saya harus dibayar dengan kaki."
Dia pun setuju melakukan amputasi. Dia mengungkapkan bahwa dia mengalami infeksi dalam infeksi. Akibatnya dokter harus menghilangkan luka dengan cara menghilangkan kulit yang terkontaminasi.
Setelahnya pada November 2010 lalu, dia merelakan dokter mengambil kaki kiri bawahnya. Operasi ini berjalan selama lima jam di Ninewells Hospital.
Lorraine yang kala itu tinggal bersama anak perempuannya berumur 10 tahun, Megan, harus kembali ke rumah keluarganya.
"Saya harus berhenti dari pekerjaan. Saya tak percaya bagaimana hidup saya berubah dalam hitungan tahun," katanya.
"Saya berubah dari seseorang yang suka keluar setiap saat, seorang perempuan yang suka berpesta dan menikmati kehidupan, menjadi orang rumahan."
Setelah diusut, Lorraine percaya bahwa diabetes tipe 2 yang dideritanya adalah penyebab infeksi di kakinya tak kunjung sembuh dan menyebabkan amputasi. Kompikasi antara kondisi tubuh, sirkulasi darah yang buruk, dan dipicu penggunaan
high heels terlalu tinggi menyebabkan kakinya 'rusak.'
Selain itu, pada 2014 lalu, Lorraine juga mengalami koma gara-gara terjadi infeksi di kakinya yang diamputasi.
Di Natal kali ini, Lorraine pun berharap bisa punya kaki lagi. Dia berharap bisa memiliki sebuah kaki prostetik yang dianggap bisa mengubah hidupnya.
"Siapa tahu, mungkin saya bisa memakai high heels lagi."
(vga)