Wanita Inggris Mulai Tinggalkan Pembalut Saat Haid

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Selasa, 17 Jan 2017 13:28 WIB
Bagi wanita Inggris, pembalut kini bukan lagi barang yang dicari saat menstruasi. Mereka lebih memilih mengakhiri haid lebih dini.
Ilustrasi: Wanita Inggris mulai meninggalkan pembalut dan memilih menopause dini. (Thinkstock/Dorling Kindersley)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bila biasanya pembalut jadi barang paling dicari wanita di kala menstruasi, namun berbeda dengan yang terjadi di Inggris. Para wanita Inggris kini mulai meninggalkan pembalut saat menstruasi.

Melansir Telegraph, para produsen pembalut di Inggris mengalami krisis setelah para perempuan di negara itu memilih mengakhiri masa datang bulan mereka lebih cepat atau menopause dini.

Sejak 2012, sebanyak 400 ribu wanita mulai mengkonsumsi pil kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron untuk mempercepat menopause.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan hasil studi Public Health Inggris, jumlah pencari menopause dini itu bahkan terus meningkat empat persen tiap tahun.

Situasi tersebut diakui para produsen pembalut sangat merugikan mereka karena berimbas pada pengurangan jumlah pembalut yang dijual di pasar.

Data Kantar Worldpanel menunjukkan total belanja pembalut mengalami penurunan yang cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Pada 2006, data penjualan pembalut tercatat sebanyak 56 juta poundsterling (Rp 900 miliar). Angka tersebut kemudian terjun menjadi 43 juta poundsterling (Rp 691 miliar) pada 2016.

"Penggunaan sejumlah kontrasepsi jangka panjang berarti periode menstruasi perempuan akan lebih singkat dan ringan," kata Natika Halil, kepala eksekutif the Family Planning Association.

"Banyak yang merasa menikmati keuntungan ini, kenyamanan untuk tidak lagi mengonsumsi obat pereda haid. Ini akan sangat berguna bagi mereka yang sibuk seperti ibu pekerja," ujarnya.

Secara kuantitas, jumlah pembalut satuan yang dijual juga mengalami penurunan sebesar lima juta kemasan setiap tahun.

Salah satu faktor yang disebut mendorong mempercepat menopause adalah karena wanita Inggris berkeyakinan dapat menghemat pengeluaran setiap bulan lantaran tidak perlu membeli pembalut, meski harga pembalut cenderung stabil.

Faktor lain terjadinya tren ini adalah kebijkan kontroversial Pemerintah Inggris pada 2015 yang menetapkan pajak barang mewah untuk pembalut.

Berbagai protes dilakukan untuk menghentikan pemberlakuan pajak. Para penggiat feminisme berpendapat pembalut merupakan hal esensial bagi wanita alih-alih sebagai barang mewah.

Menanggapi hal tersebut, Uni Eropa kala itu menganjurkan Pemerintah Inggris mengalihkan pajak pembalut untuk kegiatan amal dan sosial dibanding masuk dalam kas negara. (okt/rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER