Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membangun tembok pembatas antara AS dan Meksiko semakin terdengar ironis.
Karena dilansir dari
Telegraph pada Kamis (19/1), ternyata diketahui kalau pesawat terbang pribadi yang mengangkutnya selama ini ternyata merupakan pesawat bekas milik maskapai penerbangan asal Meksiko, TAESA Lineas Aéreas .
Diberi nama ‘Trump Force One’, pesawat yang bakal jadi pesawat kepresidenan itu dioperasikan oleh TAESA sejak 6 Juli 1994 sampai 31 Maret 1995.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui secara pasti rute yang pernah ditempuh, namun sebagian penerbangan dilakukan di sekitar Meksiko.
Trump membeli pesawat Boeing 757 bernomor N757AF itu dari salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen, pada 2011.
Setelah interiornya dibenahi, pesawat itu kini bernilai fantastis, sekitar US$100 juta (sekitar Rp1,3 triliun).
Pesawat itu kapasitas 43 tempat duduk dengan sabuk pengaman berlapis emas, kamar tidur dengan seprai dan bantal berbahan sutera, serta bioskop mini dengan layar 57 inchi.
Saat Trump menggunakan pesawat itu untuk kampanye, New York Times memberitakan kalau surat izin pesawat itu sudah habis, dan sang pebisnis harus membayar denda sebanyak ratusan ribu dolar AS serta kurungan penjara selama tiga tahun.
Namun, isu itu menguap dan ‘Trump Force One’ tetap bebas mengudara.
(ard)