Bangunan rumah penduduk itu berada di Bukchon Hanok Village, yang mana masih banyak penduduknya yang tinggal di sana.
Jalanan yang menanjak, dengan barisan rumah-rumah kuno, menjadi panorama asri yang tak boleh dilewatkan. Selain bangunan rumah kuno, kawasan ini pun turut menyajikan toko-toko aksesori tradisional termasuk pakaian tradisional khas Korsel yakni Hanbok.
Hanok sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk rumah tradisional Korea. Sedangkan Bukchon adalah nama desa tempat hanok-hanok ini berdiri, tepatnya berada di sebelah utara kota Seoul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawasan itu pun turut menjadi salah satu yang ditawarkan dalam pariwisata kota Seoul. Dengan keindahan dari atas pedesaan yang dapat terlihat langsung panorama gedung-gedung perkotaan dengan arsitektur modern.
Meski demikian, masih banyaknya penduduk yang tinggal di sana, maka akan banyak pula ditemui kendaraan penduduk yang lalu lalang. Ditambah, papan peringatan agar tidak membuat kegaduhan dan berfoto di area tertentu pun akan banyak ditemui.
Desa ini terletak di antara Istana Gyeongbokgung, Istana Changdeokgung dan Jongmyo Shrine. Desa ini membawa pada suasana Dinasti Joseon yang selama pemerintahannya memiliki dua desa yakni di sebelah utara dan selatan.
Desa di sebelah selatan terdiri dari rumah-rumah untuk pegawai kelas menengah ke bawah.Sebaliknya yang berada di utara yang kemudian disebut Bukchon dibangun untuk pejabat tingkat atas. Sementara, demi menjaga keseimbangan antara budaya modern dan tradisionalnya sendiri, pemerintah kota Seoul menyampaikan bahwa itu dibagi berdasarkan kawasannya.
Di Seoul, untuk menemukan kawasan modern ada di Chyeongyechoen, Floating Island, Yeouido, Gangnam, COEX, dan Teheran-ro. Tradisionalnya sendiri, dapat ditemukan tradisi di Gwanghwamun, Insadong, Bukchon, Seochon, dan Ikseon-dong.
(ard/ard)