Sistem Kerja Enam Jam per Hari Diuji Coba di Swedia

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2017 07:00 WIB
Hasilnya, absen kerja dengan alasan sakit menurun hingga 10 persen. Tingkat kesehatan karyawan pun naik 50 persen.
Ilustrasi: Masih merasa lelah dengan kerja selama delapan jam per hari? Swedia mulai uji coba kerja enam jam per hari. (Thinkstock/Dolgachov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lama waktu bekerja sekitar delapan jam sehari masih sering dianggap melelahkan bagi sebagian orang. Dan karenanya, sebuah lembaga di Swedia mencoba menerapkan sitem kerja enam jam per hari.

Sebuah panti jompo di Gothenburg, Swedia, melakukan uji coba dengan mengurangi waktu bekerja sebanyak dua jam, dari delapan menjadi enam selama dua tahun.

Namun, untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga, pihak pengelola tempat harus menyewa 15 tenaga tambahan dengan biaya total 600 ribu euro atau sekitar Rp8,5 miliar.
Meski mengorbankan biaya lebih besar, hasil uji coba ini dinilai sepadan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini terlihat dari absen kerja dengan alasan sakit menurun hingga 10 persen. Sementara itu, para perawat mengaku tingkat kesehatan mereka naik 50 persen dari sebelumnya.

Para perawat juga merasa dapat memanfaatkan waktu luang dengan banyak bermain bersama para lansia di rumah jompo tersebut.
Hal tersebut dinilai baik mengingat para lansia perlu diberikan banyak kegiatan untuk melatih gerak tubuh.

Lise-Lotte Pettersson, seorang perawat 41 tahun, mengaku dirinya merasa lebih segar dan memiliki banyak energi untuk bekerja di keesokan hari.

"Dulu saya merasa lelah sepanjang waktu. Saya akan pulang ke rumah dan 'pingsan' di sofa, tapi sekarang saya jadi lebih terjaga. Saya  punya lebih banyak energi untuk pekerjaan, dan tentu saja keluarga," ujar Lotte Pettersson seperti dilansir Cosmopolitan.
Daniel Bernmar, pemimpin kelompok kiri di Gothenburg, mengatakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan negara untuk menerapkan sistem ini menjadi alasan hal ini sulit diterapkan.

"Apakah bisa diterapkan di seluruh kota? Jawabannya tidak, itu terlalu mahal." ujar Bernmar.

Bernmar mengaku ragu sistem ini dapat diterapkan secara nasional. Namun pemerintah masih melihat apakah mengurangi gaji sesuai jam kerja akan setara dengan manfaat yang didapat.

(okt/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER