Bentuk Tubuh 'Apel' Rawan Terkena Diabetes Tipe 2

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Rabu, 15 Feb 2017 20:45 WIB
Peneliti menyebutkan bahwa orang dengan bentuk tubuh apel, lebih rawan terkena diabetes tipe 2, dibandingkan bentuk tubuh pir, ataupun kotak.
Orang dengan bentuk tubuh apel, lebih rawan terkena diabetes tipe 2, dibandingkan bentuk tubuh pir, ataupun kotak. (Thinkstock/Napatcha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Studi terbaru yang diterbitkan Journal of the American Medical Association (JAMA) menyebutkan bahwa orang dengan bentuk tubuh apel, lebih rawan terkena diabetes tipe 2, dibandingkan bentuk tubuh pir, ataupun kotak.

Hal itu, ujar para peneliti, berkaitan dengan genetik yang secara langsung memengaruhi distribusi lemak pada tubuh.

“Cara distribusi lemak tubuh setiap oran berbeda, ada yang menumpuk lemak di perut, ada juga yang lokasi penumpukan lemaknya di pinggul, atau paha,” ujar peneliti Sekar Kathiresan, dari Fakultas Kedokteran Harvard, dilansir Live Science.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami memeriksa kaitan predisposisi genetik dengan distribusi lemak tubuh yang kemudian dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner. Hasilnya, semua berkaitan,” tutur Kathiresan.

Studi yang dilakukan Kathiresan, melanjutkan penelitian sebelumnya yang telah menemukan kaitan antara lemak perut dengan diabetes tipe 2 dan jantung koroner. Namun, penelitian tersebut tidak memeriksa sebab akibatnya.

Guna melengkapi studi tersebut, Kathiresan dan timnya, membandingkan enam studi lainnya yang dilakukan antara tahun 2007 - 2015, termasuk diantaranya 400 ribu partisipan yang dianalisa DNA-nya.

Dari studi tersebut diketahui terdapat 48 varian genetik yang berkaitan dengan rasio pinggang-ke-pinggul, yang kemudian dijadikan basis skoring risiko genetik.

Mereka menemukan, orang-orang dengan gen tertentu yang memiliki rasio pinggang-ke-pinggul tinggi, atau punya ukuran pinggang nyaris sama dengan pinggul, berisiko punya tingkat insulin, glukosa, dan tekanan darah sistolik tinggi. Hal itu menyebabkan mereka rentang terkena diabetes tipe 2 serta penyakit jantung.

“Hasil studi ini menggambarkan bahwa genetik bisa menentukan risiko suatu penyakit,” kata Ketua Peneliti Connor Emdin, periset di Massachusetts General Hospital.

Meskipun begitu, Emdin menyebutkan perlu dilakukan kajian lebih jauh selain faktor genetik, seperti gaya hidup, lebih tepatnya pola diet dan kebiasaan merokok.

“Pasalnya, kedua faktor itu juga ikut meningkatkan risiko diabetes tipe 2,” tutur Emdin.

Ke depannya, Emdin berharap, studi yang dia lakukan bisa membantu penemuan obat yang ditargetkan untuk mengenyahkan lemak perut dan menurunkan risiko diabetes serta penyakit jantung.

(les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER