Jakarta, CNN Indonesia -- Menghadiri Paris Couture Week, tidak lengkap jika tidak menyaksikan show Guo Pei, couturier asal China, yang terkenal setelah mendandani Rihanna dengan gaun ‘telur dadar’.
Tapi, bukan hanya itu yang membuat show Guo Pei padat tamu undangan. Dia selalu bisa menyajikan keindahan dan drama dalam koleksinya dan membuat para klien terkesiap.
Seperti yang dia lakukan di Paris Couture Week kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guo Pei menampilkan koleksinya yang bertajuk 'Legenda' yang berlokasi di La Conciergerie, dimana Marie Antoinette dipenjara sebelum ia dipenggal di tahun 1793.
Ia membuka fashion show ini dengan sebuah gaun fluorescent bernama ‘The Revenant’ yang menyala di kegelapan yang menggambarkan roh sang Ratu.
Gaun ini sangat sulit untuk difoto, namun apa yang mengikutinya setelah lampu kembali menyala, adalah sebuah pertunjukan kreativitas yang menakjubkan.
 Koleksinya kali ini merupakan hasil kolaborasi dengan pengembang tekstil asal Swiss, Jakob Schlaepfer, yang menghasilkan kain berserat metal yang bersinar layaknya matahari. (Foto: AFP PHOTO / ALAIN JOCARD) |
Gaun-gaun panjang dengan dekorasi yang mewah dengan warna-warna emas dan perak, serta aksesori batu mulia yang bertaburan di mahkota khas abad pertengahan serta bola kristal dan pendant yang berayun segera mendapat decak kagum.
Ornamen metal berukuran sangat kecil mendemonstrasikan material yang beragam, siluet-siluet klasik, dan warna-warna royal yang dengan kentara membawa pesan-pesan legendaris.
Guo Pei mendapatkan inspirasi untuk koleksi ini setelah pertemuannya dengan perusahaan pengembang tekstil ternama Jakob Schlaepfer di kota St. Gallen, Swiss.
Bersama Martin Leuthold, sang direktur seni, selama dua tahun mereka mengembangkan material berbahan serat metal yang bersinar layaknya matahari yang digunakan digunakan Guo Pei di beberapa tampilan.
Gereja kota setempat pun juga menjadi inspirasi, dengan munculnya gambar-gambar yang terpampang di dalam katedral sebagai motif di salah satu karyanya.
Potret-potret uskup, pendeta, serta relikui yang memenuhi Katedral bergaya Roccoco tersebut direfleksikan melalui cetakan yang dipenuhi berlapis-lapis payet 3 dimensi, make-up berwarna emas, serta aksesori regalia seperti thuribulum, pedupaan, serta mahkota.
 Guo Pei mempersembahkan koleksi haute couture terbarunya bagi Kota Paris. Dia berharap, koleksinya akan abadi dan bisa jadi legenda. (Foto: AFP PHOTO / ALAIN JOCARD) |
"Kesetiaan, bagi saya, adalah kekuatan terbesar dalam mengeksplorasi dan menciptakan sesuatu. Seperti halnya matahari, yang terus menerus menyala. Inilah semangat saya dalam menciptakan couture, terus menerus, setia, dan suatu saat bisa menjadi legenda," terangnya seusai show.
Show itu pun kemudian ditutup oleh seorang legenda di dunia model, Carmen Dell'Orefice, yang kini berusia 85 tahun. Mengenakan sebuah gaun sutera berwarna merah darah dan ditemani oleh dua model pria, ia memberikan gambaran luar biasa akan kecantikan.
Carmen yang pernah tampil di halaman depan majalah Vogue 70 tahun yang lalu menjadi model untuk Guo Pei di tahun 2010 untuk koleksinya yang berjudul '1002 Malam'.
"Ia memiliki jiwa seorang ratu, seorang ksatria. Dan ia adalah ratunya para model,” terang Guo Pei saat ditanya alasannya memilih Carmen.
Di akhir wawancara, Guo Pei mengatakan dia mendedikasikan koleksi couture terbarunya itu, untuk Paris. “Saya berharap pertunjukkan ini bisa melanjutkan semangat couture yang akan dikenang sepanjang masa,” tuturnya.
(les)