LANCONG SEMALAM

Menikmati Senyum Perubahan di Taman Kalijodo

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Minggu, 26 Feb 2017 10:35 WIB
Dulu di taman ini banyak aksi pembacokan. Sekarang, pengunjung bisa berkuda seperti saat sedang berwisata di Eropa.
Suasana pergantian tahun di Taman Kalijodo pada Desember 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pekerja seks komersial (PSK) dan perjudian, adalah beberapa kata pertama yang terlintas ketika mendengar nama Kalijodo. Sejak 1970-an, kawasan di Jakarta Utara ini memang identik dengan kegiatan kriminalitas yang membuatnya terkesan kumuh.

Area yang juga berada di bantaran timur Banjir Kanal ini memiliki sejarah panjang. Sastrawan senior, Remy Sylado, menyebut kalau tempat ini pernah menjadi pusat perekonomian Jakarta pada zaman penjajahan Belanda.

Ketika itu, kawasan ini didominasi oleh etnis Tionghoa, yang melarikan diri dari Manchuria, sebuah wilayah di China, karena serbuan Jepang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pelariannya, banyak dari pria yang tidak membawa serta pasangannya, sehingga mereka segera mencari pengganti sesampainya di Batavia.

Bantara kali menjadi lokasi ajang pencarian pasangan antara penduduk etnis Tionghoa dan perempuan lokal, yang mulai mengenal profesi sebagai gundik atau ca bau. Kali Jodoh, adalah nama asli dari nama Kalijodo yang populer hingga saat ini.

Berbeda dengan pelacur, ca bau ialah wanita yang mendapat penghasilan dengan menjadi penghibur, entah menari atau menyanyi.

Remy menuangkan kisah tersebut dalam novel ‘Ca Bau Kan’ yang bukunya diterbitkan pada 2001 dan film layar lebarnya dirilis pada 2002.

Seiiring berkembangnya waktu, makna profesi ca bau semakin meleset dan malah memiliki arti pelacur. Kawasan Kalijodo pun berubah menjadi kumuh dengan banyaknya pelacur untuk kalangan kelas bawah di sana. 

Menikmati Senyum Perubahan di Taman KalijodoWajah baru Taman Kalijodo. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Dari pemerintah pusat sampai pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta sudah lama ingin menertibkan area ini sampai akhirnya keberanian itu dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 29 Februari 2016.

Sebanyak 5 ribu personel Polri, 2.500 personel Satpol PP dan 400 personel TNI ikut turun tangan dalam penertiban yang akhirnya berlangsung lancar.

Usai diratakan, Ahok lalu memiliki rencana untuk membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTA) di Kalijodo. Dengan restu dari berbagai pihak, sebulan kemudian, pembangunannya dimulai.

Saat ini, wajah Kalijodo tidak lagi muram. Selalu ada senyum keceriaan di sana. Pada Jumat (24/2), CNNIndonesia.com berkesempatan untuk berkunjung ke sana. Berikut ini ialah pengalaman singkat selama berwisata seharian di Kalijodo:

11.30 - Perjalanan Bersama Bus Wisata Gratis

Area RTH dan RPTRA Kalijodo, atau yang populer disebut Taman Kalijodo, sebagian terletak di Jalan Kepanduan, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Timur dan di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Tidak sulit untuk menjangkau tempat ini, apalagi setelah banyaknya pilihan transportasi berbasis aplikasi. Tapi, jika perjalanan ingin menjadi lebih istimewa, pengunjung dapat menumpang bus Transjakarta (turun di Halte Jembatan Dua), Kereta Api Listik (turun di stasiun Grogol), Kopaja, Metromini atau Bus Wisata atau Jakarta Explorer.

Suasana bagian dalam bus Jakarta Explorer tujuan Bala Kota-Kalijodo.Suasana bagian dalam bus Jakarta Explorer tujuan Bala Kota-Kalijodo. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

CNNIndonesia.com memilih untuk menjajal Jakarta Explorer yang disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta demi kenyamanan wisatawan yang berkunjung.

Jakarta Explorer beroperasi setiap hari, Senin-Jumat (11.00-19.00 WIB), Sabtu (09.00-23.00 WIB) dan Minggu (12.00-19.00 WIB). Ada empat rute yang disediakan; Sejarah Jakarta, Jakarta Baru, Kesenian dan Kuliner, serta Pencakar Langit Jakarta. Rute dan halte pemberhentiannya bisa diketahui dari situs www.transjakarta.co.id.

CNNIndonesia.com memilih rute Jakarta Baru untuk sampai ke Kalijodo dan naik dari halte Transjakarta Balai Kota. Bus ini tidak menarik biaya, penumpang hanya akan diberi tiket oleh petugas dan langsung bisa duduk atau berdiri dengan nyaman.

Jakarta Explorer melaju dengan kecepatan sedang. Dari Halte Balai Kota, bus ini hanya berhenti di dua halte, yaitu Halte Sarinah dan Halte Tosari.

Petugas mengatakan kalau perjalanan akan memakan waktu paling lama 1,5 jam jika kemacetan terjadi, terutama saat masuk ke Tol Semanggi.

Setelah keluar Tol Pluit-Tomang, Taman Kalijodo mulai nampak. Jakarta Explorer pun berhenti tepat di depan taman.

13.00 - Lapar? Tidak Harus Menunggu Hingga Sore

Memasuki kawasan taman, pengunjung disambut dengan pemandangan tempat bermain anak dan lapangan futsal. Cuaca panas saat itu rupanya tidak menghalangi keceriaan anak-anak bermain di papan luncur, papan jungkat jungkit dan ayunan. 

Sebelum ada Taman Kalijodo, mereka mengaku biasa bermain di lahan sebuah gedung kosong yang berada di seberang Kali Angke.

Anak-anak yang bermain di Taman Kalijodo.Anak-anak yang bermain di Taman Kalijodo. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Tepat waktu makan siang, perut mulai keroncongan. Anak-anak yang bermain mengatakan kalau penjaja makanan baru ramai menjelang sore hari. Kalau pun ada hanya berupa warteg yang letaknya berada lumayan jauh di luar taman.

CNNIndonesia.com pun mencoba menyusuri Jalan Kepanduan yang terletak di tepi Banjir Kanal Barat. Banyak pedagang kaki lima sudah berjajar di sepanjang jalan. Kebanyakan dari mereka berjualan minuman dan makanan ringan. Sedangkan hanya ada tiga pilihan untuk makan siang; nasi rames dengan berbagai pilihan masakan betawi, bubur ayam dan mi ayam.

Pilihan jatuh pada nasi rames. Menu nasi dengan orek teri kacang, orek kentang dan sayur asem serta teh manis dihargai Rp14 ribu dan berhasil menenangkan perut lapar. Puas makan, jelajah taman dilanjutkan.

14.00 - Menenggelamkan Diri bersama Buku dan Permainan Anak

Belum banyak pohon rindang yang menjaga pengunjung Taman Kalijodo dari sengatan matahari. Cuaca panas membuat suasana sekitar taman lengang.

Pengunjung yang ingin berteduh sejenak bisa mengunjungi Perpustakaan Umum RPTRA Kalijodo. Perpustakaan ini terletak di utara lapangan futsal, berjajar dengan ruang laktasi (ruang untuk ibu yang menyusui anaknya).

Menikmati Senyum Perubahan di Taman KalijodoAnak-anak di perpustakaan. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Walau ditujukan bagi anak-anak, pengunjung dewasa juga diperbolehkan masuk perpustakaan, setelah sebelumnya mengisi buku tamu.

Di seberang perpusatakaan terdapat toilet. Secara keseluruhan, Taman Kalijodo memiliki dua titik lokasi toilet; dekat perpustakaan dan dekat skate park.

Bersambung ke halaman selanjutnya...

Menikmati Senyum Perubahan di Taman Kalijodo

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER