Buah Lokal Semakin Diminati Jadi Bahan Dasar Dessert Mewah

Hizkia Darmayana | CNN Indonesia
Selasa, 28 Feb 2017 11:18 WIB
Makanan penutup berbahan dasar buah lokal kini populer disajikan di restoran mewah. Bahkan bisa menang kompetisi internasional. Kenapa populer sekarang?
Foto: Pexels/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia -- Buah lokal kini tak kalah pamor dari buah impor. Banyak restoran mewah di Jakarta kini menyajikan hidangan penutup yang bebahan baku buah-buahan lokal seperti apel Malang, mangga harum manis dan kelapa. Makanan penutup dengan bahan dasar buah lokal ini bahkan ada yang kemudian memenangkan berbagai kompetisi pastri di kancah internasional.

Chef Dedy Sutan, koki dari sebuah restoran di daerah Pacific Place, berpandangan bahwa rasa dan tekstur buah lokal tak kalah menarik dan bagusnya dengan buah-buah impor yang sudah lebih populer menjadi bahan dasar makanan penutup.


"Rasa dan tekstur buah lokal lebih fleksibel untuk saya membuat dan mengkombinasikannya ke dalam sebuah resep hidangan penutup," katanya kepada CNN Indonesia, Senin (27/2). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu kemudahan dalam mendapatkan buah-buahan lokal juga menjadi pertimbangan Dedy. Apalagi, restoran dimana Dedi bekerja sangat mengandalkan pada pasokan dari produsen lokal yang mandiri.

Kreasi yang dapat diciptakan dari buah-buahan lokal pun bisa beragam. Hidangan penutup panas seperti setup atau dingin seperti panacota, atau malah dikombinasi. 

"Untuk menu penutup, saya juga bisa membuat kombinasi panas dingin," kata Dedy.

Penggunaan buah lokal memang terus meningkat beberapa tahun terakhir. Diterbitkannya dua peraturan menteri lima tahun lalu, yakni Peraturan Menteri Pertanian No. 60/permentan/OT.140/9/2012 dan Peraturan Menteri Perdagangan No 27/M-DAG/PER/5/2012 yang membatasi impor berbagai jenis buah dan sayuran turut mendongkrak pamor buah lokal.

Selain itu, organisasi Masyarakat Pencinta Buah dan Sayur Nusantara (MPBSN) pernah menyatakan bahwa salah satu kelebihan buah lokal adalah pendeknya rantai distribusi dibanding produk impor. Dengan begitu, buah-buahan itu masih dalam kondisi segar ketika sampai di konsumen.

Sedangkan buah impor harus berhari-hari untuk bisa sampai ke tangan konsumen dalam kondisi yang tak segar. Penyimpanan di gudang pendingin  kerap mengurangi kesegaran buah impor. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER