Jakarta, CNN Indonesia -- Tren fesyen bakal menggairahkan di masa-masa mendatang. Setidaknya itu terjadi jika melihat empat tren yang dirilis Indonesia Trend Forecasting yang disampaikan desainer Dina Midiani, disela-sela gelaran pre Muslim Fashion Festival.
Salah satunya yakni Digitarian, yang diambil dari kata Digit dan akhiran yang erat melekat pada istilah Vegetarian. Namun, kali ini Digitarian merujuk pada tren busana yang dituju pada generasi Z atau generasi internet yang kekinian.
Sesuai namanya, tren ini melabrek pakem busana yang ada, seperti tidak harus senada, atau padu padan yang mengerutkan dahi, serta pemanfaatan teknologi yang membuat takjub. Di antaranya, busana dengan ilusi optik atau pemanfaatan efek yang mengelabui mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkembangan teknologi mengantarkan kita pada generasi Z dengan pilihan busana yang riuh, warna-warna cerah dan tak lagi mengacu pada satu aturan umum," ungkap Dina, pada Rabu (1/3), di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta.
Dalam tren Digitarian, perancang busana bisa saja bermain dengan potongan bidang tanpa harus menggunakan pola.
"Digitarian hanya mengenal digital, keluar dari pakem dan semaunya. Tapi elemen masa lalu juga ada karena berhubungan dengan elemen lainnya," ujar Dina menambahkan.
Keunikan dari Digitarian, kata dia, adalah bergaya lebih milenium dengan campuran unsur retro dan beragam warna yang bermain dalam satu busana.
Tren Digitarian menjadi satu dari empat prediksi tren busana di masa mendatang yang diberi tajuk Greyzone atau zona abu-abu. Tiga lainnya yakni Archean, Vigilant, dan Cryptic.
Menurut Dina, disebut Greyzone karena ke depan, permainan busana berada di area yang samar tak lagi hanya berpihak pada satu sisi. Bisa saja busana itu tampak sesuai komposisi, tapi di sisi lain ia bermain-main di saat bersamaan.
Hal itu terlihat misalnya dari Tren Archean. Tren ini terinspirasi dari berbagai bentuk bumi seperti lapisan tanah, sedimen, endapan batu, bentuk bumi dan retakan tanah. Ciri khas dalam Archean adalah banyaknya permainan warna dan tekstur yang terdiri dari bentuk alam.
Sedangkan Vigilant bersifat lebih tenang yang memadukan antara budaya lokal dengan teknologi dengan dominasi warna-warna yang menenangkan. Vigilant kemudian juga disebut tren busana estetika terukur.
"Ada keteraturan, ada pengulangan. Tenang bukan berarti membosankan hanya tenang saja," tuturnya.
Untuk tema Cryptic, kata Dina, tren ini dikuatkan dengan kesan misterius yang terinspirasi dari makhluk-makhluk janggal atau monster yang menyeramkan. Permainan motif dan warna serta hal-hal lainnya seolah mengusung sesuatu dari dunia imaji yang kuat. Dalam hal ini, tren Cryptic bersifat rekayasa hayati.
"Tren ini sangat eksperimental, modular, dan ada unsur misterius, seperti adanya bentuk-bentuk sayap dan taring gigi," ujarnya.
Empat tren busana muslim ini diyakini akan membuat dunia mode di Indonesia, termasuk juga busana muslim, lebih menggairahkan dibanding sebelumnya. Beberapa pilihan imaji, warna dan potongan patut untuk ditunggu.
(rah)