Tari Caci Jadi Magnet Kunjungan Wisatawan ke Labuan Bajo

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Jumat, 03 Mar 2017 17:19 WIB
Tarian perang ini dilakukan penari laki-laki yang membawa cambuk dan perisai. Hentakan yang cepat dan keras membuat banyak penari yang tertoreh luka.
Salah satu penari dalam Tari Caci. (Dok. Kemenpar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Atraksi Tarian Caci, kreasi masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil memukau wisatawan yang mendatangi Lapangan Batu Cermin Manggarai Barat, dalam rangka Festival Komodo pada akhir pekan kemarin. 

Dalam atraksinya, tarian perang ini dilakukan oleh penari laki-laki yang membawa cambuk dan perisai. Mereka memainkan cambuk yang terbuat dari kulit sapi dengan hentakan yang cepat dan keras.


Torehan luka di badan penari memang terkesan menyeramkan, namun aksi yang mengundang ketegangan ini dilakukan oleh penari ahli dengan standar keamanan yang telah disepakati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dhula, Tarian Caci akan terus disajikan sebagai atraksi utama di Labuan Bajo, kawasan yang masuk dalam daftar pengembangan 10 Bali Baru dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

“Tarian yang menegangkan sekaligus menarik ini akan selalu disuguhkan sebagai atraksi bagi wisatawan yang berkunjung ke NTT," kata Agustinus.

Festival Komodo sendiri telah berlangsung sejak 4 Februari sampai 4 Maret 2017.

Tak hanya menyelenggaralan festival sebagai atraksi penarik kedatangan wisatawan, NTT juga menyiapkan segala akses dan amenitas untuk mendukung pengembangan industri pariwisata di kawasannya.

Tarian Caci saat digelar di Festival Komodo 2017. (Dok. Kemenpar)

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan perbaikan di segala akses, mulai dari budaya sampai air bersih. Target kami, setiap tahunnya selalu ada peningkatan yang signifikan,” ujar Agustinus.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, pihaknya sangat mendukung usaha pengembangan yang sedang dilakukan NTT, khususnya untuk kawasan Labuan Bajo.

“Perbaikan di segala bidang akan menjadi penentu peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri ke Labuan Bajo,” kata Esthy.

Menurut Esthy, kawasan itu sudah memiliki banyak modal untuk menjadi tujuan wisata baru. Wisata alam di perairan dari Larantuka sampai Labuan Bajo, bahkan pernah disebut sebagai yang terbaik di dunia setelah Raja Ampat dan sebelum Kepulauan Galapagos, versi CNN.


Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap kalau status pelabuhan dan bandara di Labuan Bajo bisa naik kelas menjadi internasional, agar semakin banyak perusahaan transportasi yang mendatangkan wisatawan mancanegara.

“Labuan Bajo harus segera memiliki fasilitas dengan standar dunia,” pungkas Arief.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER