Jakarta, CNN Indonesia -- Benua Eropa menjadi tujuan favorit wisatawan mancanegara (wisman) untuk menikmati liburan musim panas. Setiap negara di sana menawarkan sensasi wisata yang berbeda, mulai dari yang bertema romantis di Perancis sampai serba budaya di Inggris.
Namun, ada yang berbeda saat mengunjungi Inggris pada musim panas tahun ini. Terutama setelah Britania Raya memutuskan untuk hengkang dari kelompok Uni Eropa (UE), atau Brexit, pada Juni 2016.
Salah satu yang terasa ialah melemahnya nilai tukar mata uangnya, poundsterling, terhadap dollar Amerika Serikat sehingga biaya perjalanan wisata diperkirakan bakal semakin murah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bagi wisatawan yang gemar berwisata belanja, mengunjungi Inggris bisa dijadikan pilihan, karena mata uang poundsterling melemah setelah isu Brexit,” kata pengamat dari Universitas Kent, Benjamin LeRuth, seperti yang dilansir dari
Travel and Leisure pada Senin (6/3).
Wisata belanja di Inggris berpusat di London. Kawasan yang populer ialah Oxford Street, Regent Street, Bond Street, Carnaby Street, Covent Garden, King's Road dan Camden.
Dan yang belakangan ini ramai dibicarakan ialah Bicester Village. Dilansir dari
Daily Mail, kawasan wisata belanja ini disesaki oleh banyak toko yang menjual harga lebih murah dari yang ada di Bond Street.
Suasananya pun masih terbilang kondusif, tak seperti di Oxford Street yang selalu penuh sesak.
Tak sedikit juga toko yang memberi diskon sampai 70 persen.
Badan Pariwisata London,
Visit London, mengatakan kalau waktu yang tepat untuk wisata belanja ialah pada Desember hingga Januari. Di saat itu,
banyak toko yang menawarkan potongan harga, sebelum dan setelah perayaan Natal serta Tahun Baru.
Selain mata uang yang melemah, tak ada perubahan peraturan yang berarti untuk izin berkunjung ke Inggris.
“Tidak akan ada perubahan aturan izin kunjungan, wisatawan mancanegara tak perlu khawatir untuk berkunjung ke Inggris pada tahun ini,” ujar LeRuth.
(ard)