Jakarta, CNN Indonesia -- Kawasan industri London Barat kini telah berubah menjadi surga bagi makanan ala Timur Tengah. Banyak kejutan dengan menjamurnya restoran Timur Tengah ini. Pengunjung lupa sedang berada di London.
Variasi sajian dari daging dan roti khas Timur Tengah dan tembakau berjenis shisha disajikan untuk pengunjung.
Di satu sisi, terlihat restoran bergaya Mediterranean Mövenpick menyajikan kue isi daging domba cincang, pizza keju dan daun rempah thyme yang khas wanginya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang koki sedang mempersiapkan roti yang telah dipanggang dengan daging shawarma sebagai sajian makan siang. Daging itu merupakan gabungan dari daging domba, ayam, kalkun, sapi, sapi muda, kerbau yang telah dipanggang seharian.
Restoran ini juga menyajikan hookah atau shisha. Gaya merokok Timur Temah dimana tembakau rokok dipanaskan dalam air dengan air dan dicampur dengan aneka rasa buah.
Di sudut lain, terdapat Beit el Zaytou, restoran bergaya Lebanon dan Iraq. Semua perabotan di sini menggunakan logo rumah makan, menandakan restoran ini lebih mahal dan berkelas. Bersantap di sini pun dihibur langsung oleh penyanyi legendaris Lebanon, Fairuz. Padahal, Beit el Zaytou baru dibuka tiga bulan lalu tetapi sudah sangat ramai.
"Pengunjung restoran datang dari luar kota seperti Manchester dan Birmingham. Tidak ada reservasi kecuali Kamis malam karena ada musik," pamer pemilik restoran Ayman Assi
Menelusuri kawasan itu, ada satu tempat kecil dan remang-remang yang disebut Al Banafsaj. Mobil mewah parkir di sepinggir jalan, muda-mudi asyik berpacaran di sofa dan menyantap makan yang sudah disajikan serta kepulan asap shisha.
Nuansa Timur Tengah sangat melekat. Sayang, pengunjung tidak diperbolehkan mengambil foto dalam restoran.
"Saya terkejut tempat ini begitu luas. Mereka berpikir Anda bisa jadi agen rahasia M16 di sini," kelakar Radwan Issa, pelanggan restoran yang juga tinggal di kawasan London Barat ini.
Radwan sendiri pernah menjalankan toko roti Al-Jabal di pertengahan tahun 1990. Saat itu, toko miliknya merupakan satu-satunya usaha katering Timur Tengah di kawasan.
Menurut Issa, setelah toko roti miliknya, restoran Irak kecil yang muncul pertama di kawasan ini. Setelah itu, disusul dengan restoran Palestina, Lebanon dan kemudian menjamur seperti sekarang.
Keunikan lokasi London Barat yang telah berubah seperti Beirut mini justru pada pengunjung restoran. Penggemar daerah ini justru warga asli London dan warga London imigran India.
(sys)