Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak yang belum menyadari penting pendidikan seks bagi anak-anak dan remaja. Masih sedikit orang tua yang terbuka untuk mengajarkan pendidikan seks sejak dini.
Ferena Debineva, pendiri Support Group and Resource Center On Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC UI) mengatakan pada umumnya orang tua di Indonesia masih berpandangan pendidikan seks bagi anak-anak belum lazim dan perlu.
Pandangan miring itu membuat para orang tua gagap memberikan pendidikan seks pada anak-anak. Padahal, dengan akses informasi yang kini hanya sebatas genggaman, anak-anak bisa dengan mudah mendapatkan tanpa mengerti cocok atau tidak untuk mereka.
"Maraknya tuntutan penarikan buku pendidikan seks beberapa waktu lalu merupakan contoh orang tua dan pemerintah masih gagap pendidikan seks," ujar Ferena kepada CNN Indonesia, Selasa (7/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku yang ditarik itu berjudul 'Aku Belajar Mengendalikan Diri' dan 'Aku Berani Tidur Sendiri'. Mulai dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia hingga pemerintah meminta buku itu ditarik dari peredaran karena menganggap buku tersebut mengandung muatan 'pornografi'.
Padahal, lanjut Ferena, pendidikan seks telah mendatangkan manfaat bagi generasi muda, terutama menghindari para remaja dari perilaku seks berisiko. Ferena menerangkan hasil penelitian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia (Puska Genseks UI) menunjukkan keberhasilan pendidikan seks yang bisa menepis ancaman perilaku seks berisiko pada remaja.
Pada 2013, kajian Puska Genseks di 23 sekolah menengah atas dan sederajat di delapan kota dan kabupaten di Indonesia menghasilkan temuan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas membuat presentasi siswa tidak berhubungan seksual pranikah tinggi mencapai 88,7 persen.
Selain itu, berdasarkan kajian sama terungkap temuan sebanyak 94,5% yang menunjukkan bahwa melalui pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual membuka kesadaran para siswa mengenai bahaya penyakit menular seksual seperti sifilis dan HIV/AIDS.
"Jadi, tak terbantahkan bahwa pendidikan seks itu sangat penting bagi anak-anak. Para orang tua harus menyadari hal ini agar tidak gagap," ujar Ferena.
Namun, sebenarnya tak semua orang tua gagap pendidikan seks. Yumico Rusly (48), orang tua dari tiga remaja yang tinggal di Jakarta, sudah memberikan pengetahuan seks pada anak-anaknya sejak dini. Sebagai ibu, ia menekankan pada bahaya seks bebas saat memberikan 'bekal' pengetahuan seks pada anak-anaknya.
"Saya tekankan bahwa seks bebas itu negatif karena mengakibatkan hamil di luar nikah dan pernikahan dini," ujarnya, kepada CNN Indonesia, Selasa (7/3).
Yumico menceritakan ketiga anaknya sudah memiliki kekasih sehingga dirinya selalu memberi nasihat soal menjaga pola pacaran mereka.
"Pada anak saya yang laki-laki, saya tekankan agar mereka menjaga kesucian pacarnya. Dan untuk putri saya, saya berpesan agar ia bisa jaga diri," ujar wanita yang bekerja di bidang asuransi ini.
Pemerintah pun tak sepenuhnya menabukan pendidikan seks. Berdasarkan catatan CNN Indonesia.com, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memasukkan materi pendidikan seksual pada setiap jenjang pendidikan dalam kurikulum pembelajaran tahun 2013.
Beberapa pemerintah daerah juga telah memasukan pendidikan seksual dalam kebijakan formal di daerahnya masing-masing.
Usep Solehudin, Sekretaris Yayasan Pelita Ilmu dan Ahli Kesehatan Masyarakat mengatakan pemerintah provinsi DKI Jakarta sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 31 tahun 2013 tentang kesehatan reproduksi remaja.
Sedangkan, di Kulonprogo, DI Yogyakarta sejak 2014 juga telah terbit peraturan bupati tentang materi kesehatan reproduksi sebagai muatan khusus ke dalam pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga dari jenjang SD sampai SMA/SMK.
"Memang istilah yang digunakan adalah pendidikan reproduksi, bukan pendidikan seksual karena mungkin kata seksual dianggap vulgar," kata Usep.
(sys)