Motif Tenun di Busana Muslim Terbaru Itang Yunasz

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Jumat, 10 Mar 2017 02:49 WIB
Mengusung tema Belanga Wastra, Itang memberi sentuhan motif tenun, serta retro untuk koleksi busana muslim terbarunya.
Mengusung tema Belanga Wastra, Itang memberi sentuhan motif tenun, serta retro untuk koleksi busana muslim terbarunya. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Riuh aktivitas jual beli di pusat grosir Blok B Tanah Abang tak mampu menenggelamkan pesona busana-busana muslim koleksi terbaru dari desainer Itang Yunasz.

Lewat labelnya Kamilaa, Itang mengeluarkan koleksi busana retrospektif dengan nuansa baru. Kata retrospektif biasa dikaitkan dengan masa lalu, dan Itang mengakui ada beberapa koleksinya terdahulu yang turut hadir dalam peragaan busananya kali ini.

"Retro ini, maksudnya ada printilan atau potongan busana yang sempat jadi favorit pada musim sebelumnya," kata Itang saat ditemui usai peragaan busana, di Tanah Abang, Jakarta, pada Kamis (9/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itang memberi tajuk peragaan busana muslimnya kali ini dengan 'Belanga Wastra'. Belanga merujuk pada salah satu peranti memasak yang digunakan sebagai wadah bahan makanan. Sementara, wastra adalah kata lain dari kain tradisional, sehingga bila digabung menjadi racikan kain tradisi lewat satu wadah.

Seperti halnya makanan, rasa yang disuguhkan pun beragam.

Perancang berusia 58 tahun itu kali ini menghadirkan busana muslim dengan dominasi abaya, gamis, tunik dan beberapa kaftan. Untuk pemilihan warna, koleksinya menampilkan warna-warna seperti maroon, warna dasar, hijau emerald. Sedikit keluar dari warna yang kerap digunakannya itu, Itang juga turut menggunakan warna pastel.

"Warna pastel buat anak muda, tapi kita juga tidak bisa paksakan koleksi kita buat mereka," imbuhnya.

Peragaan busana Itang kali ini dibagi dalam beberapa urutan. Di awal, mata dimanjakan dengan busana-busana dengan sentuhan motif tenun dan batik.

Itang mengambil motif tenun dari beberapa daerah seperti Palembang, Sumatera, Bali dan Kalimantan. Pengerjaan yang rumit dan harga yang fantastis membuat Itang memilih mencetak motif tenun di atas kain satin atau kain campuran polyester dan rayon sehingga mirip dengan tenun sebenarnya.

"Hal yang menyedihkan kalau tenun itu dipotong, harganya kan mahal dan pengerjaan lama," katanya beralasan.

Motif Tenun di Busana Muslim Terbaru Itang Yunasz Peragaan busana muslim Itang Yunasz, di Jakarta, Kamis (9/3). (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)

Model lalu berganti dengan menampilkan koleksi busana warna hitam polos. Warna hitam selalu ada dalam koleksi Itang sebagai kontribusi pakaian untuk umroh. Busana hitam polos ini dipadu dengan bahan lain seperti renda dan brokat. Di beberapa potongan tampak Itang juga menyematkan bordiran dengan motif bunga yang diaplikasikan di bagian lengan, dada atau bagian leher.

Ragam pilihan 

Selain menghadirkan koleksi busana, ia juga mencoba memberi alternatif pada scarf. Total ada 20 koleksi dengan motif beragam. Namun mayoritas menggunakan motif bunga. Scraf dibuat dengan bahan satin, twil dan foal.

"Foal lebih banyak dibuat di pabrik besar supaya bisa dijual dengan harga terjangkau," ujarnya.

Total ada 102 koleksi yang dipamerkan Itang pada peragaan busana kali ini.

Label Kamilaa, menurut Itang, tetap ingin fokus untuk menyentuh kalangan menengah ke bawah sehingga harga dibuat terjangkau. Konsumen dapat mengenakan busana bermotif tenun tanpa harus menggunakan tenun sebenarnya. Akan sayang bila memotong tenun untuk pakaian.

Apalagi, kata Itang, perempuan Indonesia kini tertarik dengan tenun atau kain tradisional lain. Tapi seringkali mereka salah mengaplikasikan dan hasilnya kurang bagus. Lewat koleksinya, ia ingin terus mencoba memberikan sesuatu yang mirip dengan tenun.

"Orang pengen nyoba memperlakukan tenun dalam aplikasi busana, tapi banyak yang kesandung dengan ornamen yang akhirnya tidak jelas," kata Itang. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER