Sisi Kelam Dunia Mode

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Jumat, 10 Mar 2017 08:26 WIB
Melalui pameran bertajuk Fast Fashion: The Dark Side of Fashion, publik diajak melihat sisi lain dunia mode yang jauh dari glamor.
Melalui pameran bertajuk Fast Fashion: The Dark Side of Fashion, publik diajak melihat sisi lain dunia mode yang jauh dari glamor. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Ada fast (instan), ada pula slow (berproses). Slow Fashion dihadirkan untuk melengkapi sekaligus memberikan alternatif bagi dunia fashion.

Aprina Murwanti, kurator pameran lainnya, menunjukkan bahwa dunia fashion bisa bergerak menuju industri yang lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan. Di Slow Fashion Lab, pengunjung bisa mengetahui jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan untuk bahan pewarnaan kain. Misal daun jati, daun jambu biji dan kayu tingi.

"Banyak sumber daya hayati untuk pewarna, bisa daun atau biji. Campuran yang beda, warna yang dihasilkan beda," jelas Aprina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penggunaan serat-serat alami sebagai material kain juga bisa jadi pilihan, misal serat dari nanas dan rami. Nyatanya, produksi kain dengan serat-serat ini menggunakan lebih sedikit air daripada kain dari bahan kapas.

Bila fast fashion banyak menggunakan teknologi modern, teknik dalam produksi slow fashion menggunakan teknik tradisional. Bahkan, slow fashion mengenal teknik ecoprinting, yakni motif kain dibuat dengan bakteri.

Selain soal material dan teknik, slow fashion mengedepankan soal kesinambungan produk. Barang-barang yang tidak terpakai, bisa dibuat ulang menjadi barang yang berguna. Pengunjung bisa melihat hasil-hasil karya komunitas produsen barang upcycle atau barang hasil pemanfaatan limbah. Misal Oja dengan produk clutch dengan bahan plastik hitam.

Lewat pameran ini, publik bisa sadar dengan apa yang mereka pakai, dan terutama asal muasal pakaian mereka. Aprina berkata konsumen perlu tahu label-label apa saja yang termasuk blacklist dalam industri fashion.

"Aware about you buy. Cek dari mana, karena beberapa label sudah masuk daftar hitam," kata Aprina. (rah)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER