Waktunya Wanita Berani Lakukan Perubahan

Syanne Susita | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Mar 2017 08:50 WIB
Tanggal 8 Maret 2017 menjadi momen untuk merayakan tekad maju dan keberanian para perempuan dalam menjalankan perannya di keluarga atau komunitas mereka.
Tanggal 8 Maret 2017 menjadi momen untuk merayakan tekad maju dan keberanian para perempuan dalam menjalankan perannya di keluarga atau komunitas mereka. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut survei global yang dilakukan Grant Thorton di tahun 2017, persentase jumlah pemimpin perempuan Indonesia menempati urutan teratas di Asia Pasifik. Presentase ini didapat dari data yang dikumpulkan dari 5.500 perusahaan di 36 negara.

Indonesia melesat dengan angka 46 persen untuk jenjang senior yang dijabat wanita. Angka ini jauh data tahun lalu, yang hanya 36 persen. Artinya, hampir 1 dari 2 bisnis di Indonesia dipimpin perempuan. Persentase ini menjadi yang tertinggi di Asia Pasifik dan nomor 2 di seluruh dunia.

Fakta menarik lain laginya dari hasil riset di sini adalah perbedaan mencolok antara negara berkembang dan negara maju. Di negera berkembang, posisi senior yang dijabat perempuan di perusahaan mencapai 29 persen. Sedangkan negara maju hanya 13 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, terlihat perubahan positif keberagaman gender justru dimotori oleh negara-negara berkembang.

Tidak hanya di jenjang kepimpinan, kini banyak perempuan membuktikan mereka tak kalah, bahkan lebih maju, dari kaum laki-laki. Salah satu contohnya adalah Fitri Khoerunnisa, Ph.D, peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Menurut data LIPI, jumlah peneliti di Indonesia saat ini hanya 90 orang per satu juta penduduk. Dan, jumlah ilmuwan perempuan baru mencapai 30 persen..

Sebagai ilmuwan yang sempat bergabung dalam tim riset Hambold University di Jerman ini, penerima beasiswa wanita di dunia sains yang diadakan oleh UNESCO dan sebuah produk kosmetik asal Perancis ini sempat frustasi saat terpentok dengan sulitnya mencari bahan dasar materi penelitiannya.

"Saat itu saya pikir jika terlalu idealis, saya akan 'mati.' Sepulang ke Indonesia, saya harus bisa beradaptasi, down to earth, dan memanfaatkan apa yang ada di sini," ungkapnya.

Perempuan asal Garut kelahiran 28 Juni 1978 ini melihat dunia sains yang saling terhubung satu sama lain.

Jalan buntu justru jadi pemicu untuk maju karena dari kejadian itu, lahir pertanyaan yang membuatnya kreatif mencari alternatif dan akhirnya menemukan bahan penelitian kelanjutannya.

"Mungkin ini yang bikin saya tertarik dengan sains. Bisa mengungkap semua yang buat saya penasaran."

Dan, masih banyak kisah sukses perempuan seperti Fitri di industri lain dan juga di negara Asia lainnya. Hannah Vergara, Xiaole Kuang, Shivani Mukherjee adalah tiga wanita insiyur yang menjadi pemimpin unit di salah satu perusahaan aplikasi ride-sharing yang ada di Asia. Ketiganya sepakat jika wanita juga bisa unggul di dunia teknologi yang umumnya dinilai sebagai dunia laki-laki.

“Masih ada persepsi bahwa pria adalah ahli teknologi yang sesungguhnya. Tetapi, kita harus bisa mengubah konsep pemikiran seperti itu. Wanita bisa lebih baik dalam bidang engineering atau pengembangan mobile. Karena kita memang mampu.”

Tanpa menutup mata akan isu-isu kekerasan berbasis gender, tanggal 8 Maret kemarin menjadi momen untuk merayakan tekad maju dan keberanian para perempuan dalam menjalankan perannya. Entah itu di keluarga, lingkungan kerja atau komunitas mereka.

Bukan kebetulan juga jika tema perayaan Hari Perempuan Internasional tahun ini adalah #BeBoldForChange atau berani lakukan perubahan.

Karena perspektif sosok perempuan pun telah berubah. Perempuan terlihat semakin menarik dan menjadi pusat perhatian ketika mereka tampil mandiri, bertanggung jawab pada dirinya sendiri, menghormati dirinya sendiri, berani ikuti apa kata hatinya, menghargai apa yang mereka cintai, berani membela apa yang ia yakini, bisa memberi kekuatan pada wanita lain dan, yang terpenting, menikmati apapun pilihan hidupnya. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER