Jakarta, CNN Indonesia -- Banyaknya aksi terorisme yang mengguncang Turki selama beberapa waktu belakangan, membuat industri wisata di negara transkontinental tersebut melesu.
Kementerian Pariwisata Turki menyebut isu keamanan itu, menurunkan angka kunjungan wisatawan asing dan devisa negara hingga 30 persen.
Untuk itu, Turki pun berusaha kembali mengangkat industri pariwisata lewat berbagai promosi, termasuk mengikuti pameran wisata terbesar di dunia, ITB Berlin, di Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“(Dari pameran) kami melihat sinyal positif. Itu memberi kita harapan,” kata Menteri Pariwisata dan Budaya Turki, Nabi Avci, dilansir
Reuters.
Sepanjang 2016, kunjungan turis asing ke Turki, turun hingga 25,4 juta orang. Angka tersebut merupakan yang paling rendah selama sembilan tahun terakhir. Penyebab utama penurunan tersebut adalah peristiwa pemboman dan kudeta, yang membuat turis urung datang.
Avci menyebut, Jerman merupakan salah satu penyumbang turis asing terbesar ke Turki, yakni sekitar 15 persen. Isu keamanan yang menyelubungi Turki, membuat angka kunjungan itu menurun. Apalagi, sempat terjadi ketegangan politik antara Turki-Jerman, beberapa waktu lalu.
Namun kini, Turki melunak dan merayu turis Jerman untuk kembali datang berkunjung.
“Tidak perlu takut datang ke Turki. Tingkat keamanan di Turki sama dengan Jerman,” ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, yang juga menghadiri ITB Berlin.
Selain memastikan negaranya aman bagi turis asing, Turki juga menawarkan pemikat lain, termasuk potongan harga untuk hotel. Tidak main-main, diskon yang ditawarkan pun hingga 50 persen.
“Lebih baik orang datang karena harga murah, daripada hotel terus-menerus kosong,” kata Mehmet Surucuoglu, pemilik Palm World Resort & Spa, hotel di kota pesisir, Side.
Wisata, merupakan sumber devisa besar bagi Turki. Industri ini menyumbang lebih dari US$30 miliar pada ekonomi Turki per tahun.
Pemerintah pun berusaha membangkitkan kembali industri yang kini tengah tiarap itu dengan memberi subisidi bahan bakar minyak, serta memberi pinjaman pada pengusaha hotel.
Avci menyebut, pemerintah Turki memberi subsidi sebesar US$6000 untuk setiap penerbangan dengan 200 penumpang. Subsidi juga berlaku bagi pengusaha pesawat sewaan. Jumlah bandara yang menjadi gerbang masuk ke Turki pun ditambah, dari lima menjadi 14 bandara.
(les)