Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah Raja Ampat, sejumlah titik yang menjadi lokasi mencari makan hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), Papua Barat, kini juga terancam rusak. Salah satu ancaman kerusakannya ialah eksploitasi berlebihan di ekosistem tempat hidup ikan puri, spesies yang selama ini menjadi santapan para hiu paus.
Kepala Balai Besar TNTC Ben G Saroi mengatakan kalau hiu paus di kawasan TNTC, terutama di perairan Kwatisore Nabire, memakan ikan puri dan plankton kecil.
Di Nabire, lanjutnya, terdapat empat sungai yang menjadi lokasi hidup ikan puri, yakni Sungai Bumi, Karabiri, Iwanggar, dan Sima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ekosistem tempat makanan mereka hidup rusak, makanan mereka akan berkurang. Bukan tidak mungkin kalau hiu paus yang menjadi primadona kawasan ini akan pindah ke tempat lain," Saroi di Manokwari, seperti yang dilansir dari
Antara pada Rabu (15/3).
Untuk mencari solusi atas ancaman tersebut, TNTC telah melakukan kerja sama dengan Universitas Papua dan World Wide Fund for Nature (WWF).
Saat ini, salah satu solusi yang mereka dapatkan ialah membangun sale terapung sebagai alat pemantau di kawasan Soa, Nabire.
Kehadiran sale terapung diharapkan mampu menekan eksploitasi ikan secara berlebihan di kawasan tersebut.
“Masyarakat pun harus terus diedukasi dan dilibatkan langsung dalam pengelolaan pariwisata. Sehingga mereka bisa sejahtera melalui pengelolaan wisata, tanpa harus mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan," ujar Saroi.
(ard)