Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa pun bisa mengalami stres. Entah karena beban pekerjaan, persoalan dengan pasangan atau bisa juga karena kondisi lingkungan. Stres yang tak dikelola dengan baik, juga bisa berujung depresi.
Namun kebanyakan orang enggan pergi berkonsultasi dengan tenaga ahli sepeti psikolog atau psikiater karena khawatir mendapat pandangan miring. Jika begitu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi stres.
MeditasiSeorang psikiatris di Center for Anxiety and Traumatic Stress Disorders, Rumah Sakit Massachussets, Dr. Elizabeth Hoge berkata meditasi bisa mengatasi gangguan suasana hati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya orang yang mengalami gangguan suasana hati, mereka tidak bisa memisahkan mana hal-hal yang bisa jadi solusi dan hal-hal tidak berguna atau membuat resah," jelas Hoge.
Meditasi membantu seseorang untuk bisa santai dan fokus. Cukup sediakan waktu sekitar 30 menit, pilih tempat tenang, duduk tegap dengan mata terpejam, atur nafas, dan fokus pada satu titik.
Satu hal yang penting, matikan gawai. Gawai hanya akan mengganggu konsentrasi.
Menambah asupan vitamin BVitamin B-12 dan vitamin B membantu produksi hormon yang mempengaruhi suasana hati seperti serotonin, epinephrine, dan dopamin.
Asupan vitamin B dapat ditambah dengan mengonsumsi suplemen atau makanan kaya vitamin B seperti ikan salmon, keju, bayam, paprika, daging, dan telur.
Selain itu, kurangi konsumsi kafein. Pada beberapa orang, kafein dapat memengaruhi suasana hati dan mengganggu pola tidur.
Bersambung ke halaman selanjutnya...
Cara sederhana lain untuk memperbaiki suasana hati adalah cukup berjemur di bawah sinar matahari. Psikolog Livia Iskandar berkata kekurangan sinar matahari juga bisa memicu depresi.
"Sinar matahari memengaruhi suasana hati. Suasana hati bisa jadi lebih baik," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Sabtu (18/3).
Dampak sinar matahari ini biasanya dirasakan oleh mereka yang tinggal di negara empat musim. Di negara tersebut, ada depresi musiman yang dikenal sebagai seasonal affective disorder.
Depresi ini biasanya dialami saat akhir musim gugur atau awal musim dingin akibat cuaca mendung dan minim sinar matahari.
Sebagai negara tropis, masyarakat Indonesia tak perlu khawatir kekurangan sinar matahari. Berjemur paling baik dilakukan sebelum jam 9 dan setelah jam 4 sore selama 15 - 30 menit.
Hindari media sosial
Sebuah studi di Amerika Serikat menemukan orang yang biasa menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari berselancar di dunia maya berdampak melipatgandakan rasa terisolasi dan terasing yang ia miliki.
Media sosial memang memungkinkan orang untuk mengetahui aspek tertentu dari hidup orang lain.
Namun dampak negatifnya, berselancar di internet dan media sosial dapat memicu rasa iri dan merasa hidup orang lain tampak lebih baik. Hal ini bisa berujung pada depresi.
Konsumsi makanan anti depresan
Konsumsi makanan yang tepat bisa mengubah suasana hati seperti wortel, sayuran hijau, salmon dan susu. Wortel mengandung banyak beta karoten untuk menurunkan depresi. Beta karoten juga dapat ditemukan pada labu, bayam dan ubi.
Sayuran hijau mengandung asam folat yang berguna untuk kinerja sel otak. Cukup asupan folat bisa menurunkan resiko depresi.
Selain sayuran hijau, asam folat juga bisa didapat dari kacang-kacangan dan asparagus.
Salmon mengandung lemak tak jenuh ganda. Peneliti menduga lemak ini bisa melawan suasana hati yang buruk. Dan salah satu jenis lemak tak jenuh ganda, omega-3, bisa membantu sel otak untuk menghasilkan zat kimia.
Zat kimia inilah yang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Kandungan vitamin D dalam susu tidak hanya baik untuk tulang tapi juga baik untuk melawan depresi.
Bagi yang tidak suka susu, makanan lain seperti sereal, jus dan ikan kaleng juga bisa jadi pilihan.
Berbicara dengan orang terpercaya
Meluapkan isi pikiran atau unek-unek kepada seseorang yang terpercaya akan membuat beban pikiran pemicu stres jadi berkurang.
Selain itu, dengan mengeluarkan isi pikiran, seseorang dapat melihat dari perspektif berbeda bahkan memberikan solusi bagi permasalahan.
Berbicara dengan orang terpercaya jauh lebih baik dibanding curhat di media sosial.
Namun, bijaklah dalam memilih teman untuk curhat. Salah-salah, orang itu akan menambah beban stres Anda.