Petrus Gonsalvus, Sang 'The Beast' dari Spanyol

SYS | CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2017 20:02 WIB
Kisah film Beauty and The Beast yang kini heboh dibicarakan itu terinspirasi oleh kehidupan Petrus Consalvus yang mengidap sindrom werewolf.
Kisah kehidupan Petrus Gonsalvus Diduga Jadi Inspirasi Film Beauty and The Beast (Courtesy Walt Disney)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kisah film Beauty and The Beast yang kini heboh dibicarakan itu diangkat dari dongeng yang ditulis oleh penulis novel Perancis, Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve. Namun, beberapa penulis dan ahli sastra menganggap jika dongeng ini terpengaruhi oleh kehidupan nyata.

Kisah nyata ini diangkat dari kisah Petrus Gonsalvus yang lahir di abad ke-16 di Pulau Tenerife, Spanyol. Ia mengidap Hypertrichosis yang menyebabkan pertumbuhan rambut secara abnormal di wajah dan bagian tubuhnya yang lain.

Petrus lahir dengan nama Pedro Gonzalez di Tenerife tahun 1537. Dengan rambut menutupi seluruh tubuhnya, ia mirip seperti werewolf atau serigala bertubuh manusia dalam kisah dongeng. Hypertrichosis dikenal dengan sindrom Ambras. Mutasi genetik langka ini juga populer dengan nama sindrom werewolf dan hanya ada 50 kasus yang tercatat sejak abad pertengahan, setelah Petrus.

Petrus kemudian datang ke Paris dalam lindungan Raja Henry II Perancis dan kemudian menikahi warga Paris bernama Catherine.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti kebanyakan tradisi pengantin di abad ke-16, Petrus tidak pernah melihat atau bertemu dengan calon pengantinnya. Itu sebabnya ketika Petrus pertama kali bertemu mata dengan calon istri, ia terlihat patah hati. Ia bisa merasakan ketakutan, rasa panik dan jijik.

Namun, untungnya Chaterine berhasil mengontrol ketakutannya saat pertama kali melihat sosok yang mengerikan itu dan mau menikahi Petrus. Dan, yang lebih mengejutkan adalah pernikahan mereka bisa langgeng selama 45 tahun.

Selama menikah, mereka memiliki tujuh orang anak. Dua anak pertama, Paolo dan Ercole, lahir normal dan tidak memiliki sindrom ini. Namun, dua anak berikutnya, Enrico dan Orazio, mengalami hal yang sama dengan sang ayah. Begitu juga ke-3 anak gadis mereka, Maddalena, Francesca dan Antoinetta yang mengidap hypertrichosis.

Keluarga ini kemudian menjadi sensasi internasional dan sering berpergian keliling Eropa. Mereka kemudian memutuskan pindah ke Spanyol di bawah asuhan Bangsawan Parma.

Petrus membuktikan dirinya sebagai pria yang penuh perhatian, suami penyayang dan ayah yang sarat pengabdian.

Seabad kemudian dari kisah cinta Petrus Gonsalvus dan Catherine ini, Gabrielle-Suzanne de Villeneuve menulis novel berjudul La Belle et la Bête di tahun 1740 yang kemudian diangkat Disney ke film The Beauty and The Beast.

Moral cerita dari kisah nyata Petrus dan dongeng Beauty and The Beast tetap sama dan menjadi tema klasik di mana pun. Jangan pernah melihat kecantikan dari bagian luarnya saja. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER